Brigadir Sudirman yang tewas di Poso tinggalkan dua anak
Acara pemakaman dilakukan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Karaeng Bonto Marannu.
Bigadir Kepala Anumerta Sudirman tiba di bandara internasional Hasanuddin, Kamis (18/10) pagi, dengan menumpang pesawat Lion Air JT 781. Kepala Unit (Kanit) Intelijen Keamanan (Intelkam) Polsek Poso Pesisir, Poso ini dimakamkan di kampung halamannya, dusun Jempang, Desa Kaluku, Kecamatan Galesong Kota, Kabupaten Takalar.
Anak ketiga dari lima bersaudara ini, setelah diterima secara militer di bandara cargo Sultan Hasanuddin oleh Polda Sulsel, jenazah dibawa ke Galesong. Acara pemakaman juga dilakukan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Karaeng Bonto Marannu, sekitar 50 meter dari rumahnya.
Sudirman, adalah salah seorang dari korban penembakan orang tak dikenal. Sebelum meninggal dia dan rekannya Briptu Sapa dinyatakan hilang pada 8 Agustus 2012 saat melakukan penyelidikan.
Setelah delapan hari, keduanya ditemukan meninggal dengan tubuh menggenaskan, tertimbun dalam satu lubang di lembah Kampung Tamanjeka, Desa Masani, kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso Sulteng, oleh dua personil TNI Yonif 714 secara tak sengaja.
Sebelumnya, Briptu Sapa telah dipulangkan ke kampung halamannya di Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulsel Kamis (18/10/2012) dini hari melalui jalan darat.
Saat upacara penerimaan di bandara cargo, bertindak sebagai inspektur upacara dalam penyambutan jenazah Kombes A Rafik, Kabid Teknologi dan Informasi, dengan resmi menyerahkan jenazah kepada Polres Takalar untuk dimakamkan secara resmi.
Salah seorang rekan korban, Brigadir Nusmin mengatakan korban seorang pribadi yang hangat, humoris dan suka menolong. Lulus dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Sulsel, pada tahun 2001 langsung ditempatkan di Polres Poso. Selanjutnya mutasi ke Polsek Poso Pesisir sebagai Kanit Intel.
Sebelum berangkat ke kantor pada 8 Oktober 2012 kepada isteri, Sudirman pamitan untuk menghadiri acara aqikah anak dari temannya, serta akan melakukan penyelidikan. Korban juga mengaku tidak menginap di luar.
Korban meninggalkan seorang istri St Rabiah dan dua putri masing-masing Nadiah Sifa Maharani (7) tahun dan duduk di kelas I SD dan Naurah Al Maghfirah (4) tahun.