BRIN Sebut Sesar Aktif Baribis-Kendeng Terlihat dari Subang
Danny melanjutkan, jalur sesar tersebut akan memasuki Jakarta.
Profesor Riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan BRIN, Danny Hilman mengatakan, penelitian sesar aktif bernama Baribis-Kendeng yang terletak di Jawa Tengah sudah terpetakan melalui Jakarta. Menurut hipotesis peneliti, hal itu sudah terlihat secara visual di wilayah Subang.
"Jadi di daerah Subang kita lihat secara visual dan terlihat sesar Baribis sangat aktif dan mendeformasi endapan muda plestosen. Jadi kalau ada gerakan di sesar ini maka akan ada gempa," kata Danny dalam webinar Prof Talk, bertema Refleksi Akhir Tahun: Membaca Secara Ilmiah Kebencanaan 2021 di Indonesia, disiarkan daring, Senin (27/12).
-
Apa yang ditemukan saat peneliti BRIN meneliti jalur gempa? Ia menemukan piramida tersebut ketika sedang meneliti jalur gempa. Danny menemukan sebuah struktur batuan yang cukup besar hingga berukuran 120 meter.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
BRImo apa? Melihat perubahan kebiasaan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berinovasi dengan memperkenalkan layanan perbankan digital BRImo yang diluncurkan pada 2019 lalu.
-
Apa itu brem? Jajanan khas Madiun, Brem, konon sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
-
Kapan BRImo diluncurkan? Melihat perubahan kebiasaan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berinovasi dengan memperkenalkan layanan perbankan digital BRImo yang diluncurkan pada 2019 lalu.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
Danny melanjutkan, jalur sesar tersebut akan memasuki Jakarta. Meski demikian, secara utuh pemetaan jalur sesar masih dalam penelitian tim riset dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
"Kelihatannya jalur sesar ini memasuki Jakarta dan ada program dari BRIN untuk memetakan ini, baik ke arah Jakarta dan lainnya, Semarang dan Surabaya," ujar Danny.
Terkait sesar tersebut yang memicu gempa, Dannya mengaku belum mengetahui sebesar apa kekuatan yang akan mengancam jika terjadi. Sebab, hal itu bergantung pada gerakan dan panjang retakan.
"Besarnya gempa tergantung seberapa besar gerakannya dan sebaerpa panjang yang retak dan untuk Baribis ini pemetaannya masih berjalan oleh staf muda di BRIN Sony Aribowo yang menjadi bahan desertasinya di Universitas Grenoble Prancis," Danny menandasi.
Meski datangnya gempa tidak bisa terprediksi, namun mitigasi menjadi atensi yang diharapkan bisa dilakukan. Ada tiga hal utama dalam memitigasi gempa.
Pertama, memperhitungkan bahaya gerakan sesar. Kedua, bahaya guncangan gempanya dan terakhir bahaya penyerta, seperti likuifaksi gerakan tanah dan tsunami.
Baca juga:
Pentingnya Mitigasi Gempa Dalam Pembangunan Infrastruktur di Negara Rawan Bencana
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Seluma Bengkulu
Peringatan 17 Tahun Tsunami, Pimpinan MPR Nilai Aceh Beri Inspirasi untuk Bangkit
Gempa Selayar: 201 Rumah Rusak, 60 Warga Luka Berat
Ada Potensi Pergerakan Tanah, PVMBG Minta Warga Jabar Waspadai Puncak Musim Hujan