Budayawan apresiasi positif kepemimpinan Ganjar
Perhatian Ganjar kepada budaya ditunjukkan dengan penetapan tanggal 15 setiap bulan sebagai hari berbusana adat Jawa.
Selama menjabat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dinilai banyak melakukan hal positif untuk pembangunan dan pelestarian seni budaya.
Seniwati Yati Pesek mengatakan, Ganjar adalah salah satu dari sedikit tokoh Indonesia yang melakukan tindakan nyata dalam nguri-uri kebudayan Jawi. Sebagai gubernur, Ganjar terhitung sering naik panggung untuk bermain wayang orang dan ketoprak. Yati sendiri pernah main ketoprak tiga kali bersama Ganjar. Dia sempat kaget karena gubernur yang awam dengan dunia panggung itu bisa bermain lepas, berani berimprovisasi, dan mampu mengimbangi lawakan yang dia lontarkan.
Dari sisi kebijakan, perhatian kepada budaya Jawa ditunjukkan dengan penetapan tanggal 15 setiap bulan sebagai hari berbusana adat Jawa. Dia juga menetapkan Kamis Jawi, yakni penggunaan bahasa Jawa dalam rapat dan acara-acara seremonial setiap hari Kamis. Menariknya, jika jika banyak pejabat tidak bisa pidato dengan Bahasa Jawa dengan baik, Ganjar justru lancar.
"Kalau bukan priyayi (tokoh masyarakat) yang peduli seni budaya, beliau (Ganjar Pranowo) tidak mungkin mau main ketoprak dan wayang orang. Nyuwun sewu, mereka yang sudah lenggah di atas banyak yang tidak peduli dengan seni budaya. Jangankan ikut main, cuma duduk mirsani (menonton) saja tidak hadir," kata Yati dalam sebuah wawancara usai main ketoprak bersama Ganjar.
Sutanto Mendut, Sang Presiden Lima Gunung dari Magelang mengapresiasi Ganjar karena jarang ada pejabat yang setia nonton pertunjukan kesenian yang digelarnya. Jika banyak pihak yang terkaget-kaget, bahkan alergi dengan gaya dan gebrakan Ganjar memimpin Jateng, Tanto justru sebaliknya.
"Ada yang menyebut Ganjar itu gubernur kemlinthi. Bagi saya tidak soal. Negara ini butuh pemimpin-pemimpin kemlinthi seperti Ganjar," katanya pada bedah buku Kontroversi Ganjar di Hotel Alana Yogyakarta, 3 Agustus 2016.
Sedangkan Prie Gs, menilai Ganjar menularkan semangat integritas, profesionalitas serta bekerja dengan mengerahkan daya dan potensi diri. Semangat ini menurutnya harus terus dijaga oleh para pemimpin di Jateng selanjutnya.
"Perlu proses pengawalan atau mekanisme penjagaan, supaya yang dilakukan Pak Gub juga dilakukan kepemimpinan yang baru (ke depan), entah beliau sendiri (masih menjabat Gubernur Jateng) atau orang lain setelah beliau," katanya saat launching buku Kontroversi Ganjar di Toko Buku Gramedia Balaikota Semarang, 29 Juni 2016.