Bully ke Presiden Jokowi yang ternyata salah
Jokowi menjadi sasaran 'tembak' haters dengan berbagai macam isu
Para haters kerap membuat tak nyaman dengan ocehan atau mem-bully. Bahkan salah satu yang kerap kena bully adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi menjadi sasaran 'tembak' haters dengan berbagai macam isu. Namun, sering kali bully tersebut ternyata tak sesuai dengan kenyataan.
Akhirnya bully tersebut menjadi fitnah. Entah siapa yang pertama kali menghembuskan fitnah tersebut tak pernah diketahui.
Berikut bully ke Jokowi yang ternyata salah:
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Dimana bullying paling sering terjadi? Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk: Bullying Fisik: Ini melibatkan penggunaan kekerasan fisik atau ancaman untuk menyakiti korban. Contoh termasuk pemukulan, tendangan, atau pemaksaan fisik lainnya. Bullying Verbal: Ini melibatkan penggunaan kata-kata kasar, merendahkan, atau ancaman secara lisan. Ini bisa berupa ejekan, cercaan, atau pernyataan menghina.
-
Siapa yang paling sering menjadi korban bullying? Dalam hal ini, biasanya siswa yang merasa lebih dominan dan superior akan melakukan perundungan pada siswa lainnya yang dianggap lemah dan tidak berdaya.
Baca juga:
Dikira tong sampah saat menyambut Jokowi, itu alat pemadam kebakaran
Pelimpahan wewenang dari Presiden Jokowi ke Luhut dipertanyakan
Ketika Yusril bicara ekonomi dan kritik keras kebijakan Jokowi
Megawati sebut Revolusi Mental bukan hal baru
Foto Washington Post salah sebut Ryamizard Ryacudu presiden RI
Dikira tong sampah saat menyambut Jokowi, itu alat pemadam kebakaran
Banyak netizen menyindir presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Amerika Serikat. Dalam foto itu tampak seorang pria yang disebut sebagai petugas cleaning service.
Mereka mengkritik kenapa seorang petugas kebersihan sampai ikut ada dalam upacara penyambutan Presiden Jokowi
Namun para pengkritik tersebut ternyata salah. Alat itu adalah wheeled fire extinguisher atau pemadam kebakaran yang bisa didorong. Memang hal yang biasa ditemukan di airport.
Jokowi dituding bernama Herbertus
Jokowi saat pilpres lalu kerap diserang dengan isu SARA. Ketua Pengarah Tim Pemenangan Jokowi- JK, Sidarto Danusubroto menegaskan Jokowi merupakan seorang muslim, bahkan sudah naik haji.
"Haji turun temurun. Haji kok dikatakan Herbertus, aduh... Ibunya haji, bapaknya haji, anaknya haji, dianya haji, sering jadi imam. Herbertus itu apaan. ngarang itu," cetus Sidarto usai menghadiri acara rapat koordinasi relawan Seknas Jokowi, di Jakarta.
Dia meminta pendukung Jokowi menjawab kampanye hitam dengan santun dan melakukan kampanye bersih dan cerdas. Jokowi akhirnya terpilih menjadi Presiden.
Jokowi dituding antiIslam
Saat Pilpres lalu, muncul kabar yang menyebut Jokowi sebagai orang yang antiIslam dan antek zionis. Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengaku dirinya sudah pernah menunaikan ibadah haji pada tahun 2003 lalu. Selain itu, Jokowi juga telah menjalani umroh beberapa kali.
"Lalu yang diragukan itu apanya, kemudian bapak dan ibu saya juga haji, semua adik saya haji. Istri saya juga sudah. Justru umrohnya lebih banyak istri," ujar Jokowi di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin.
Menurut Jokowi, kampanye hitam tersebut tidak bakal mempengaruhi suara masyarakat. Lantaran, masyarakat sudah semakin pintar dalam memilih pemimpinnya. Jokowi menegaskan cara tersebut bukan cara yang baik dalam kampanye. Cara yang baik, lanjut dia, dengan adanya adu program dan adu gagasan.
"Tapi masyarakat sudah ngerti lah, enggak percaya dengan hal-hal seperti itu. Tapi ini kan kampanye hitam gunakanlah cara-cara yang baik. Adu gagasan adu program," tegas dia
Jokowi pun terpilih jadi Presiden.