Bupati Jember Janji Sikat Pesilat Anarkis: Sekarang Bukan Zaman Purbakala!
Bupati Jember, Hendy Siswanto menegaskan, seluruh perguruan silat harus taat hukum dan tidak boleh membiarkan anggotanya bertindak seenaknya sendiri.
Pemkab Jember, Jawa Timur akan bersikap tegas terhadap perguruan silat yang anggotanya kerap bertindak anarkis. Bupati Jember, Hendy Siswanto menegaskan, seluruh perguruan silat harus taat hukum dan tidak boleh membiarkan anggotanya bertindak seenaknya sendiri.
"Sekarang bukan lagi zaman purbakala. Tidak boleh tarung seenaknya di jalan. Kalau mau seenaknya, keluar saja dari Jember. Cari negara lain, jangan di sini," tegas Hendy saat ditemui wartawan di sela-sela peluncuran Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di salah satu mall di Jember pada Sabtu (29/5).
-
Di mana Silat Perisai berasal? Silat Perisai ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Apa itu Silat Pelintau? Di Aceh, terdapat sebuah suku bernama Tamiang yang memiliki kesenian tradisional bela diri yang sampai sekarang masih terus lestari, yaitu Silat Pelintau.
-
Kapan Silat Pelintau diciptakan? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
-
Bagaimana Silat Perisai dimainkan? Mereka akan saling beradu satu sama lain sampai tak mampu bertahan lagi dan bahkan hingga terbunuh.
Hendy yang dilantik menjadi bupati pada akhir Februari 2021 menegaskan, pada masa pemerintahannya kali ini, tidak boleh ada perguruan silat yang merasa dibekingi dan kemudian bertindak anarkis. Sebab, fokus pemerintahan saat ini adalah pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
"Saya serius, kita ingin ketenangan, bukan ribut. Negara sekarang ekonominya lagi hancur, kok malah bikin masalah aneh-aneh. Kasih tahu siapapun itu, tidak ada back-up apapun. Kita harus kondusif di Jember. Kita sedang serius untuk menangani masalah Covid, jangan main-main," tegas Hendy.
Hendy juga mengamini rencana wakil bupati, Muhammad Balya Firjaun Barlaman untuk menertibkan bangunan yang menjadi simbol perguruan silat. Bangunan model tugu yang menjadi simbol perguruan silat tersebut tidak boleh dibangun di atas tanah negara atau fasilitas umum.
"Anda mau bangun apa saja, boleh, kalau di atas tanahnya sendiri. Jangan bikin bangunan di atas tanah orang. Ikuti aturan, tidak boleh seenaknya sendiri," pungkas Hendy.
Sebelumnya, Wakil Bupati Jember, Muhammad Balya Firjaun Barlaman menyatakan, pemkab akan merobohkan seluruh tugu atau bangunan lain yang menjadi simbol perguruan pencak silat yang dibangun di luar padepokan. Kebijakan itu untuk mencegah bentrok antarpesilat.
Sebab, bangunan simbol perguruan silat yang dibangun secara liar, bisa menjadi pemicu konflik antar perguruan silat. Kasus terakhir adalah perusakan tugu milik perguruan silat lokal, Ikatan Pencak Silat Putra Indonesia (KSPI) Kera Sakti di Dusun Lengkong, Desa Wonoasri, Kecamatan Puger, dirusak sekelompok orang pada 14 Mei 2021.
Perusakan dilakukan oleh sejumlah pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang dipicu oleh fanatisme perguruan. Empat pesilat PSHT telah ditangkap, dan 13 pesilat PSHT lainnya masih menjadi buronan polisi.
Baca juga:
Tawuran Pemuda di Maros Sulsel Berujung Maut, 1 Orang Tewas
Polisi Ringkus Delapan Pelaku Tawuran di Kemayoran
Berniat Lerai Tawuran, Pemuda di Kemayoran Meninggal Terkena Sabetan Senjata Tajam
2 Kelompok Remaja Terlibat Tawuran di Jakbar, 1 Toko Terbakar
Pembacok Remaja di Kalideres hingga Tewas Mahasiswa Semester 7, Sering Bawa Celurit