Calon haji asal Sulteng meninggal dengan posisi tangan takbiratul ihram
Sementara itu, salah seorang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) asal Sulteng, drg Lutfiah yang juga dihubungi dari Palu menginformasikan bahwa kondisi suhu udara saat ini di Kota Mekkah, masuk dalam kategori cukup ekstrem sekitar 40 hingga 50 derajat celcius.
Satu orang jemaah calon haji asal Provinsi Sulawesi Tengah dinyatakan meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu 19 Agustus 2017 Pukul 21.30 waktu setempat.
"Iya benar, calon haji yang meninggal dunia atas nama Abdul Ghani Bin Abdul Hafid Tang dari kelompok terbang (Kloter) 06 Balikpapan (BPN)," kata salah seorang petugas Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) Sulteng, H. Munif Godal dihubungi dari Palu, Minggu (20/8).
Abdul Ghani Bin Abdul Hafid Tang (69) merupakan jemaah Kloter 06 BPN dengan nomor paspor B6585336. Almarhum merupakan warga Dusun Bambapun, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli.
"Almarhum ditemukan meninggal dunia di kamar hotel, oleh ketua regu mereka," ungkap Munif.
Munif menyatakan dalam buku kesehatan almarhum, almarhum dinyatakan sehat, tetapi karena faktor usia, sehingga almarhum harus menggunakan kursi roda saat melakukan tawaf.
Munif menuturkan setelah salat Ashar waktu setempat, almarhum sempat diberi makan dan juga dibuatkan sus. Setelah shalat magrib, almarhum sempat berbincang panjang dengan istrinya, namun setelah salat Isya, dia menyuruh istrinya untuk tidur.
"Informasi dari Ketua Kloter 06 BPN asal Sulteng Jumade, meninggalnya almarhum pertama kali diketahui oleh ketua regunya, yang saat itu ingin mengantarkan makanan pada almarhum. Dia ditemukan sudah tidak bergerak dalam posisi tidur, dengan posisi tangan takbiratul ihram," ungkap Munif.
Almarhum kemudian disalatkan di Masjidil Haram, usai salat subuh kemarin, dan langsung dimakamkan di pemakaman umum Hudai. Usai pemakaman, jemaah Kloter 06 BPN Sulteng, langsung melakukan kegiatan yasinan untuk mendoakan almarhum, di musala Hotel Marasi tempat mereka menginap.
Sementara itu, salah seorang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) asal Sulteng, drg Lutfiah yang juga dihubungi dari Palu menginformasikan bahwa kondisi suhu udara saat ini di Kota Mekkah, masuk dalam kategori cukup ekstrem sekitar 40 hingga 50 derajat celcius.
"Itu bisa membahayakan jemaah, karena bisa membuat dehidrasi atau kekurangan cairan," katanya.
Jemaah calon haji asal Sulteng, kata Lutfiah diimbau untuk selalu memakai alat pelindung diri (APD) di tengah suhu udara yang cukup tinggi. Alat yang digunakan seperti masker, payung, kaca mata, alas kaki, semprotan spray air untuk mencegah panas, serta mengonsumsi air sesering mungkin, minimal tiga liter setiap hari.