Cara Jokowi dan Prabowo Berebut Suara di 'Kota Mendoan'
Prabowo Subianto menggelar kampanye terbuka pada Senin (1/4) mengaku berdarah Banyumas dalam orasi politik di GOR Satria Purwokerto. Di lokasi yang sama, pada Kamis (4/4), Jokowi mengenang kemenangannya di Banyumas dengan meraup 64 persen suara pada Pilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Berselang tiga hari, dua calon presiden, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bersaing memperebutkan suara di 'kota mendoan', Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Prabowo Subianto menggelar kampanye terbuka pada Senin (1/4) mengaku berdarah Banyumas dalam orasi politik di GOR Satria Purwokerto. Di lokasi yang sama, pada Kamis (4/4), Jokowi mengenang kemenangannya di Banyumas dengan meraup 64 persen suara pada Pilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Di dalam badan saya mengalir darah Purwokerto, darah Banyumas," kata Pabowo di hadapan massa yang meriung di GOR Satria Purwokerto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
Prabowo memang punya ikatan batin dengan Banyumas dari garis leluhurnya. Kakeknya, Sumitro Djojohadikusomo dimakamkan di Desa Dawuhan, Kabupaten Banyumas. Di desa ini, pada Pilpres 2014 silam, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang mutlak. Prabowo kala itu mengumpulkan 764 suara di empat tempat pemungutan suara (TPS) di Desa Dawuhan.
Saat berorasi politik di GOR Satria, Prabowo menyebut Banyumas melahirkan pejuang-pejuang besar bagi bangsa Indonesia di antaranya Jendral Soedirman, Sarbini, Sorono dan Soeparjo Roestam. Ia merasa bangga memiliki ikatan darah dengan Banyumas. Ikatan batin kedaerahan ini, dibangun Prabowo dengan menyapa massa dengan berbahasa Jawa Banyumasan.
Prabowo dalam orasi politiknya juga tampil mengkritisi keadaan negara yang ia anggap tengah sakit akibat salah urus para elite. Ia memandang elite di Jakarta tidak peduli dengan rakyatnya. Masalah di Indonesia, ia tegaskan terjadi karena kekayaannya bangsa dirampok dan rakyat Indonesia dianggap bodoh bisa dibohongi.
"Semua pemimpin kita, semua lapisan dianggap bisa dibeli, bisa disogok. Semua pemimpin kita bisa dibeli. Kalau pemerintah terus menerus korup, berujung pada penderitaan rakyat," kata Prabowo dalam orasinya.
Prabowo menegaskan garis perjuangannya untuk kedaulatan rakyat. Ia pun meminta agar massa yang hadir di GOR Satria Purwokerto menyampaikan perubahan dan informasi tentang elite di Jakarta yang brengsek. Prabowo juga menekankan pada pendukungnya untuk membuktikan bisa merebut suara di Jawa Tengah pada hari pencoblosan, 17 April 2019.
Tampil berbeda dengan Prabowo Subianto, Joko Widodo berorasi politik di GOR Satria Purwokerto dengan menyinggung kemenangannya di Banyumas meraup 64 persen suara pada Pilpres 2014 silam saat berpasangan dengan Jusuf Kalla. Ia mematok harapan, pada Pilpres 2019 ini, bersama Ma'ruf Amin dapat meningkatkan perolehan suara di Banyumas sebanyak 80 persen. Banyumas sendiri memang tersohor sebagai kandang banteng.
"Pada hari pencoblosan besok saya akan pantau perolehan suara di Banyumas. Kita ingin menang di Banyumas tahun 2019 sebanyak 80 persen," kata Jokowi di atas panggung kampanye terbuka.
Dalam orasi politiknya, Jokowi lebih banyak membicarakan rencana program pemerintah menyangkut bantuan biaya pendidikan dan akses kebutuhan pokok. Berdialog dengan salah satu massa yang hadir di GOR Satria Purwokerto, Jokowi meminta pendapat tentang Kartu Kuliah yang merupakan perluasan Kartu Indonesia Pintar. Jokowi mengurai kenangan masa kanaknya yang sempat terbayang tak bisa menempuh pendidikan tinggi.
"Kartu kuliah ini agar anak-anak dari keluarga prasejahtera bisa menempuh kuliah," kata Jokowi.
Jokowi juga berupaya membangun ikatan batin dengan massa di GOR Satria Purwokerto dengan bercakap dalam bahasa Jawa Banyumasan. Ia mengatakan sangat menyukai mendoan yang merupakan kuliner khas Kabupaten Banyumas. Pada warga Banyumas, Jokowi juga menyampaikan agar tak mudah terhasut oleh berita-berita bohong.
"Ada yang menyebut kalau saya terpilih pelajaran agama akan dihapus. Saya tegaskan itu bohong, karena pasangan saya Kiai Ma'ruf Amin itu seorang ulama. Jadi mana mungkin," ujarnya.
Kampanye terbuka dua calon presiden di 'kota mendoan' Kabupaten Banyumas, sama-sama dihadiri oleh tokoh-tokoh politik nasional maupun lokal. Saat kampanye dilakukan oleh Prabowo hadir pula politikus Rustriningsih, mantan wakil Gubernur Jateng dan Mardjoko, mantan Bupati Banyumas, yang sempat diminta naik panggung melakukan orasi singkat.
Sedang saat kampanye Jokowi, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani membuka acara dengan menyampaikan orasi politiknya yang menilai bahwa Jokowi telah banyak berbuat dan bekerja untuk Bangsa Indonesia. Selain Puan, juga hadir Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketua Tim Kampanye Nasional, Erick Thohir.
Baca juga:
KPU Akan Tempuh Jalur Hukum Penuding Server Disetting Menangkan Jokowi
Penjelasan Ma'ruf Amin soal Video 'Ahok Sumber Konflik'
Sandiaga Uno Resmikan Empat Rumah Siap Kerja di Jawa Timur
Saat Kecil Pernah Takut Enggak Bisa Kuliah, Alasan Jokowi Buat Kartu Kuliah
Ma'ruf Amin di Garut: Tebar Makruf, Lawan Mungkar