Cara TNI tingkatkan ekonomi warga tapal batas RI-Timor Leste
Turut membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang menetap di garis depan negeri, Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat, Batalyon Infantri 742 Satywa Wira Yuda mengajarkan cara membuat miniatur perahu dan kesenian lainnya dari kayu, maupun bahan bekas lainnya.
Turut membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang menetap di garis depan negeri, Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat, Batalyon Infantri 742 Satywa Wira Yuda mengajarkan cara membuat miniatur perahu dan kesenian lainnya dari kayu, maupun bahan bekas lainnya.
Mako Satgas Pamtas Sektor Barat Yonif 742/SWY di Eban, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur ini tidak terlihat seperti markas militer yang biasanya dianggap seram oleh masyarakat.
Memanfaatkan lapangan olahraga dan sebuah mobil operasional yang dirancang khusus lengkap dengan tenda dan peralatan lsitrik yang memadai, masyarakat terlihat antusias membuat berbagai kerajinan tangan maupun lukisan pasir, yang diajarkan sebelumnya oleh para prajurit yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat, Letkol (Inf) Moch Fuad Suparlin mengatakan, hampir seluruh warga yang tinggal di tapal batas berprofesi sebagai petani ladang, sehingga di ladang mereka selalu ditanami tanaman berumur panjang, yang bisa saja mempengaruhi perekonomian mereka disaat musim kemarau seperti saat sekarang ini.
"Agar tidak selalu menunggu waktu panen tiba, para prajurit yang memiliki keahlian khusus di bidangnya masing-masing ditugaskan untuk mengajarkan masyarakat cara mendapatkan penghasilan tambahan dengan kekayaan alam yang ada," katanya, Kamis (5/10).
Ia menambahkan, Selain melaksanakan tugas sebagai pengaman perbatasan atau menjaga patok negara sesuai Undang-Undang 34, pihaknya ditugaskan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara memanfaatkan sumber daya alam yang ada wilayah tersebut.
"Tujuan dari kami Satgas Yonif 742/SWY yakni melaksanakan pelatihan ataupun peningkatan sumber daya manusia di wilayah perbatasan, sehingga taraf hidup dari masyarakat meningkat. Jadi selain dari melaksanakan tugas sebagai pengamanan perbatasan, menjaga patok dalam rangka mendukung pelaksanaan TNI sesuai Undang-Undang 34, kami juga melaksanakan tuga- tugas bantuan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupannya," ujar Letkol Moch Fuad.
Noto, salah satu masyarakat yang ikut dalam pelatihan tersebut mengaku, walau sulit namun sangat senang karena hasil miniatur seperti kapal, plakat, rumah ibadah dan lukisan pasir laku dibeli warga ketika dipamerkan pada HUT Kabupaten TTU, bahkan terjual hingga Negara Timor Leste.
"Pertama baru masuk belajar memang sulit, tapi setelah dikasi tunjuk oleh anggota TNI di sini terutama Pak Edy, itu selang dua hari sudah langsung bisa. Saya bisa buat sendiri, bisa gambar sendiri, bisa tabur pasir sendiri akhirnya sudah bisa buat sendiri gambar gambar yang ada," katanya sambil tersenyum bahagia.
Tidak hanya miniatur yang diajarkan kepada masyarakat. Satuan ini juga merubah ruangan yang tidak dipakai di semua pos perbatasan yang berada di wilayah Timor Tengah Utara, menjadi taman baca bagi anak-anak, bahkan sebagian personel terlibat langsung sebagai pengajar.