Cari Ide Pengembangan Sektor Ekonomi Baru, BI Jabar Bawa Pejabat Daerah ke Banyuwangi
Bank Indonesia (BI) Jawa Barat yang membawa ratusan pejabat di lingkup Provinsi Jabar untuk sharing langsung pengembangan pariwisata ala Banyuwangi.
Keberhasilan Pemkab Banyuwangi menjadikan daerahnya sebagai tujuan wisata nasional, mendorong banyak pihak untuk mempelajari praktik pelaksanaannya. Salah satunya adalah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat yang membawa ratusan pejabat di lingkup Provinsi Jabar untuk sharing langsung pengembangan pariwisata ala Banyuwangi.
Rombongan tersebut dipimpin langsung Kepala BI Jabar, Dony P Joewono. Turut dalam rombongan Walikota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekretaris Daerah Sumedang, dan puluhan kepala dinas dari kabupaten/kota di Jabar.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
©2019 Merdeka.com
Dony menjelaskan bahwa Jabar kini tengah mencari sektor pertumbuhan ekonomi baru yang bisa menopang daerahnya. Mengingat, sektor manufaktur yang selama ini menjadi andalan Jabar tengah sedang mengalami perlambatan.
"Selama ini 43 persen pertumbuhan ekonomi Jabar didapat dari manufaktur, yang 90 persen di antaranya diekspor. Namun, sayangnya negara yang menjadi tujuan ekspor saat ini ekonominya sedang lesu, dan akhirnya ini sangat berpengaruh bagi kami. Akhirnya, Jabar tidak bisa lagi menggantungkan diri dari manufaktur. Kita harus mencari sumber pertumbuhan baru," jelas Dony saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat (19/7).
Salah satu yang dibidik Jabar saat ini adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Jabar merasa perlu mengejar sektor ini untuk meningkatkan perekonomian daerahnya.
"Untuk itulah kami datang ke sini. Kami ingin belajar banyak bagaimana Banyuwangi mengakselerasi dua sektor tersebut. Kami melihat di sini atraksinya ditata dengan baik, dan melibatkan banyak warga. Penduduknya juga dikenal ramah wisatawan, kami ingin tahu resepnya," kata Dony.
©2019 Merdeka.com
Hal itu juga diungkapkan Walikota Fahmi, yang sengaja datang ke Banyuwangi untuk bisa sharing banyak hal. "Saya ingin mendapat informasi langsung bagaimana Banyuwangi melakukan banyak hal. Kalau diajak BI ke daerah lain mungkin saya tidak ikut, tapi khusus ke Banyuwangi saya langsung iyakan," ujar Fahmi.
Salah satu yang ingin dipelajari Fahmi adalah bagaimana Banyuwangi bisa mengolaborasikan sinergi pentahelix abcgm (akademisi, bisnis, community, government, dan media).
"Yang unik menurut kami dari Banyuwangi adalah bagaimana bisa berkolaborasi secara pentahelix, kami butuh sharing masalah itu," kata Fahmi.
©2019 Merdeka.com
Sementara itu, Bupati Anas menjelaskan bahwa pariwisata telah ditetapkan menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi. "Selain menjalankan program wajib seperti sektor pendidikan dan kesehatan, pariwisata menjadi prioritas daerah untuk dijalankan," kata Anas.
Ditambahkan dia, atraksi yang dibuat pemkab dibalut dalam kemasan Banyuwangi Festival (B-Fest), yang digelar sejak 2012. Menurut Anas, ini bukan sekedar sebagai agenda wisata, namun ini adalah cara Banyuwangi melakukan konsolidasi di bidang budaya, infrastruktur, masyarakat, dan ekonomi.
"Dalam mengerjakan event B-Fest, kami mengerjakannya tanpa event organizer. Birokrat, masyarakat, swasta, hingga TNI/Polri terlibat di setiap pelaksanaan. Secara tak langsung kami akhirnya bergotong royong menyukseskan event, yang akhirnya menjadi modal sosial yang kuat Banyuwangi," kata Anas.
©2019 Merdeka.com
Menurut Anas, dengan warga dilibatkan maka warga secara tidak langsung belajar menciptakan event yang bisa menarik wisatawan. "Ini adalah bentuk transfer knowledge untuk warga dalam membuat event yang kreatif. Dengan datangnya wisatawan, tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi warga setempat," jelas Anas.
"Banyak hal baik dan bermanfaat yang kami dapatkan dalam menggarap event B-Fest. Budaya kami juga terus tumbuh dan terpelihara karena separuh lebih adalah event tradisi dan budaya," pungkas Anas.
(mdk/hhw)