Ceramah di Masjid UGM, Ganjar Singgung Masalah Wadas: Saya Bertanggung Jawab
Ganjar menyebut masalah pembangunan Bendungan Bener bukan ramah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebagai pemangku kebijakan dan kewenangan di Jateng, Ganjar membeberkan dirinya tidak punya banyak otoritas dalam proyek tersebut.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi penceramah Salat Tarawih di Masjid UGM, Rabu (6/4). Dalam ceramahnya ini, Ganjar sempat menyinggung tentang masalah Wadas.
Ganjar menyebut masalah pembangunan Bendungan Bener bukan ramah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebagai pemangku kebijakan dan kewenangan di Jateng, Ganjar membeberkan dirinya tidak punya banyak otoritas dalam proyek tersebut.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Bagaimana konflik antar kelompok terjadi? Konflik adalah warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
Ganjar menyebut bahwa pembangunan Bendungan Bener merupakan pekerjaan Kementerian PUPR. Sementara untuk pembebasan lahan dilakukan BPN dan pengerjaan di lapangan digarap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).
Lihat juga berita tentang Ganjar Pranowo di Liputan6.com
"Yang menarik bapak ibu, ini (Bendungan Bener) bukan pekerjaannya Pemprov. Ini pekerjaan (Kementerian) PUPR, yang membebaskan (lahan) BPN, yang mengamankan polisi, yang mengerjakan lapangan BBWSO. Sebetulnya saya tidak terlalu punya otoritas di sini," kata Ganjar, Yogyakarta.
Ganjar menuturkan saat terjadi konflik di Wadas dan tidak ada yang maju untuk menengahi masalah, dirinya pun memutuskan untuk maju.
"Ketika terjadi sesuatu dan tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan, maka saya bilang, saya bertanggung jawab. Saya harus datang untuk berdialog dengan mereka (warga Wadas yang menolak penambangan)," tutur Ganjar.
"Saat itulah kita ajak siapa, oh Komnas HAM. Komnas HAM saya ajak. 'Bro, sampeyan saja yang menjembatani karena kalau mereka melihat wajah saya ini, pasti ini menindas, ini tidak kompromi, ini ngawur.'," sambung Ganjar.
Ganjar memaparkan jika sebuah sistem harus dijelaskan dengan dengan baik. Sayangnya, ruang itu dinilai Ganjar belum ada.
"Birokrasi kemudian saya ajak. Anda, kita keliru, dan kita salah. Kita harus tanggung jawab. Mari kita jelaskan semuanya. Di-disclosure itu informasi secara terbuka," ungkap Ganjar.
Disambut Spanduk Save Wadas
Saat menjadi penceramah, kehadiran Ganjar disambut dengan spanduk bertuliskan Save Wadas yang dikeluarkan oleh sejumlah jemaah.
Selain di dalam masjid, di luar masjid juga nampak ada bentangan spanduk yang berkaitan dengan protes terhadap penambangan di Wadas. Spanduk ini bertuliskan 'Kelestarian Alam Bagian dari Iman'.
Terkait adanya spanduk saat dirinya ceramah, Ganjar pun angkat bicara. Bahkan Ganjar justru meminta agar spanduk itu kembali dinaikkan.
Ganjar menyebut bahwa peristiwa itu adalah bukti salat tarawih di Masjid UGM adalah hal yang menarik. Ganjar menilai ada proses demokrasi dalam kegiatan di Masjid UGM.
"Ada yang bawa spanduk. Mungkin mau menuliskan, diangkat juga saya tidak apa-apa karena itu bagian dari exercise politik, diangkat aja mas gak papa. Ini bagian dari salat tarawih yang sangat menarik di UGM. Inilah demokrasi," ujar Ganjar disambut tepuk tangan jemaah.
Ganjar mengaku tidak ambil pusing dengan adanya spanduk tersebut. Bahkan dia justru mengapresiasi hal itu.
"Dan saya sangat senang dengan kekritisan kawan-kawan dan inilah diskusi yang selalu terbuka untuk mendewasakan kita semuanya," ucap Ganjar.
Sementara itu salah satu jemaah yang membentang spanduk di luar Masjid UGM, Umar mengatakan aksi ini merupakan bentuk solidaritas kepada warga di Wadas yang menjadi korban dari rencana penambangan batu andesit.
"Ini sebagian solidaritas kami kepada masyarakat Wadas yang terkena represifitas waktu itu hingga saat ini, masyarakat masih belum mendapatkan kepastian dari pemerintah untuk kepastian dan yang lain-lain," ucap Umar.
(mdk/cob)