Cerita Danang buat nata de coco dari pupuk ZA digerebek polisi
Danang sebut pupuk ZA penting untuk produksi nata de coco.
DAP alias Danang Ari Prasetya (36) ditangkap Polres Sleman lantaran diduga memproduksi nata de coco menggunakan bahan berbahaya. Dia sehari-hari memproduksi dengan menggunakan pupuk kimia ZA di bangunan bekas sekolahan yang berada di wilayah Godean, Sleman.
Sedikitnya ada tiga bekas ruangan kelas yang berukuran sekitar 7 x 5 meter dipakai Danang sebagai tempat penyimpanan nata. Ketiga ruangan kondisinya sama, tidak layak huni.
Dalam pembuatan nata de coco, pelaku memberikan takaran 300 gram pupuk ZA untuk campuran 100 liter air kelapa. Selain itu dia juga memberikan campuran lain selama proses produksi.
Dengan dibantu sembilan karyawannya yang berasal dari warga kampung sekitar dan luar kota, Danang mampu memproduksi nata de coco 700 kilogram setiap harinya. Produksi ini bisa bertambah berkali lipat jika tiba musim kemarau.
Danang sendiri mengatakan dia baru satu bulan berproduksi di gedung bekas SD tersebut. Sebelumnya dia berproduksi di Jetis, Bantul.
"Saya di sini hanya meneruskan, dulu punya orang sudah tidak sanggup lagi, terus saya ambil alih," kata Danang kepada wartawan, Sleman, Rabu (1/4).
Kepolisian sudah berkoordinasi dengan BPOM untuk memastikan bahwa nata de coco tersebut tidak baik dikonsumsi. Jika sudah ada kepastian pihaknya akan segera menetapkan DAP sebagai tersangka.
Danang lantas blak-blakan dengan usaha diduga bahaya tersebut. Berikut lengkapnya:
-
Bagaimana cara membuat es nata de coco blewah? 1. Siapkan semua bahan bahan. Rendam biji selasih dgn air hangat. Setelah lunak sisihkan.2. Larutkan gula pasir dgn air hangat, sisihkan.3. Belah buah blewah, hilangkan bijinya kemudian cuci bersih.4. Serut buah blewah diatas mangkok es.5. Tambahkan syrup coco pandan, 6. Nata de coco, biji selasih dan gula pasir yang sudah dilarutkan.7. Tambahkan air, aduk hingga tercampur kemudian koreksi rasa.8. Simpak kulkas agar dingin, sajikan saat sudah bedug maghrib.
-
Bagaimana cara membuat nata de coco dari nanas? 1. Potong kecil-kecil buah nanas dan blender hingga halus dan menjadi jus. Peras dan saring air sari nanas ke dalam panci. Tambahkan air, urea, dan cuka, lalu rebus sampai mendidih. 2. Setelah mendidih angkat dan tuang dalam loyang datar setinggi 1,5-2 cm. 3. Setelah benar-benar dingin, masukan starter bibit nata de coco dan aduk sampai rata. Tutup dengan kain bersih atau koran dan rekatkan dengan selotip atau ikat dengan tali. 4. Simpan dalam suhu ruangan selama 1-7 hari dan jangan dibuka sebelum jadi. Jika sudah melebihi, angkat dan lipat nata nanas sebanyak 3 kali dan rendam dengan air bersih selama 2 hari agar asam dari cuka berkurang. Setiap hari air rendaman harus diganti.
-
Bagaimana cara membuat Es Bunga Telang Nata de Coco? Panaskan 250 ml air bersama bunga telang sampai warnanya keluar, kemudian diamkan. Setelah agak hangat, tambahkan perasan air lemon.Rebus sisa 250 ml air dengan gula pasir untuk membuat sirup sederhana.Ambil sekitar 2 sendok makan nata de coco dan letakkan ke dalam gelas.Tambahkan es batu dan sirup sederhana yang telah dibuat sebanyak 3-4 sendok makan.Taburkan selasih.Terakhir, tuangkan campuran air bunga telang dan lemon ke dalam gelas. Nikmati saat dingin dan segar.
-
Dari mana asal nata de coco? Nata de coco sendiri sebenarnya berasal dari negara Filipina.
-
Apa itu nata de coco? Bagi sebagian besar orang mungkin sudah tidak asing dengan nata de coco. Makanan bertekstur kenyal dan berwarna putih ini sangat cocok dijadikan sebagai campuran pada hidangan penutup.
-
Kenapa es nata de coco cocok sebagai minuman buka puasa? Berbagai resep es nata de coco ini cocok disantap sebagai minuman segar di siang hari. Sajian es ini juga bisa dikonsumsi sebagai minuman buka puasa yang lezat dan menyegarkan.
Danang sebut pupuk ZA penting untuk produksi nata de coco
Danang mengaku menghabiskan satu karung pupuk ZA untuk memproduksi nata de coco selama satu bulan. Namun jika sedang sepi pesanan, satu karung pupuk ZA bisa digunakan selama dua bulan.
"Kalau musim panas begini banyak pesanan, sampai-sampai PT-PT (perusahaan) itu mau ambil sendiri ke sini, berapa yang di produksi diambil semua," katanya pada merdeka.com, Rabu (1/4).
Untuk mendapatkan pupuk ZA tersebut, Danang membelinya di toko pertanian atau di koperasi. Dia juga mengaku beberapa kali membeli pupuk ZA bersubsidi.
"Beli gitu, enggak perlu pakai identitas, biasanya di toko pojokan Pasar Godean," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa kandungan dalam pupuk ZA yang dibutuhkan untuk membuat nata de coco adalah nitrogen. Pupuk tersebut nantinya dicampurkan dengan cairan air kelapa di loyang dan juga bibit atau bakteri untuk membuat nata de coco.
"Nitrogennya itu yang penting, kalau enggak ada, enggak jadi," tandasnya.
Diperas orang ngaku ajudan kapolres Sleman
Danang mengaku mendapatkan telepon dari orang yang mengaku ajudan Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen. Orang tersebut meminta sejumlah uang kepada Danang sebagai uang jaminan supaya dia tidak diseret ke penjara.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Danang sedang diwawancarai merdeka.com di pabriknya, Rabu (1/4). "Sebentar mas, ada yang telepon," katanya memotong wawancara lalu menjawab telepon.
"Ini yang telepon ngakunya ajudannya kapolres, minta uang, saya bilang nggak punya, dari tadi pagi ini mas telepon-telepon terus," ujarnya pada merdeka.com.
Danang pun tidak percaya dengan penelepon tersebut. Menurutnya itu hanya orang yang mencari kesempatan untuk memerasnya. Selain itu beberapa menit sebelum orang yang pengaku ajudan Kapolres menelepon, Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen baru saja pergi dari pabrik untuk makan siang.
"Pemeras ini mas, Kapolresnya aja di sini, nanti kan ke sini lagi," tambahnya.
Sekali produksi raup Rp 10 juta
Danang mengaku dalam sekali produksi nata de coco, dirinya bisa menghasilkan uang Rp 10 juta. "Sepuluh juta (rupiah) kotor, itu belum gaji karyawan," katanya.
Jumlah tersebut menurutnya lebih dari cukup untuk membiayai istri dan seorang anaknya, serta membayar gaji karyawan yang dibayar harian.
"Per hari ada yang Rp 25 ribu ada yang Rp 45 ribu tergantung dengan beban pekerjaan, yang masak itu yang paling mahal," ujarnya.
Danang sendiri mengatakan dia baru satu bulan berproduksi di gedung bekas SD tersebut. Sebelumnya dia berproduksi di Jetis, Bantul.
Sudah pakai pupuk ZA selama 5 tahun
Danang sudah menjalankan bisnis diduga berbahaya ini sejak lima tahun. Tetapi untuk produksi pabrik di Sleman, Danang baru jalan sekitar satu bulan.
"ADP baru satu bulan berada di bekas SD ini, tapi sebelumnya sudah pernah produksi lima tahun lalu," kata Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnaen kepada wartawan di Sleman, Rabu (1/4).
Polisi membawa beberapa loyang berisi nata de coco dari pabrik untuk dites di laboratorium. Hal ini untuk memastikan apakah bahan baku minuman segar tersebut berbahaya atau tidak.
"Ini masih menunggu untuk menetapkan tersangka dan berbahaya atau tidak," lanjut Faried.
Nata de coco dijual di minimarket
Danang mengaku bisa memproduksi 700 kg nata de coco setiap harinya. Nata de coco buatannya kemudian dikirim ke tiga perusahaan di Bogor dan Bekasi. Kapolres Sleman AKBP Faried Zukarnaen mengatakan, tiga perusahaan tersebutlah yang kemudian mengolah dan mengemas nata de coco dengan merek sesuai dengan pesanan.
"Pengakuan dari DAP, itu diberi merek beberapa swalayan dan toko berjaring, dia juga menyebutkan Alfamart dan Indomaret," kata Faried kepada wartawan, Sleman, Rabu (1/4).
Sementara jumlah banyaknya nata de coco yang dikirimkan DAP ke tiga PT tersebut tergantung pada permintaan. Namun biasanya DAP mengirim nata de coco setiap minggu atau dua minggu sekali.