Cerita Hoegeng minta anaknya kembalikan motor hadiah pengusaha
Febri Suhartoni mengaku anak Kapolri dan main terobos jalur busway. Memang kalau anak jenderal boleh seenaknya?
Ada-ada saja ulah Febri Suhartoni, pengemudi Honda Jazz ini mengaku anak jenderal dan memaksa petugas membuka pintu lintasan busway. Tak tanggung-tanggung Febri mengaku anak Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Padahal Febri bukan anak Kapolri, ayahnya Devi Suhartoni adalah seorang petani rotan sukses di Kalimantan. Devi pun malu melihat kelakuan anaknya. Dia meminta Febri dihukum membersihkan jalur busway untuk menebus kesalahannya.
Memang Febri menyangka kalau anak Kapolri bisa seenaknya?
Ada cerita menarik soal kejujuran Hoegeng dan anaknya. Ceritanya putra Hoegeng yang bernama Aditya Hoegeng memimpikan punya motor. Masak anak Kapolri tak bisa punya motor, sementara anak-anak pejabat lain seliweran dengan mobil mewah. Aditya bahkan bekerja di sebuah toko suku cadang untuk menambah uang kuliahnya.
Suatu hari datanglah utusan seorang pengusaha otomotif ke rumah Hoegeng. Dia memberikan dua sepeda motor Lambretta. Katanya motor itu jatah untuk pejabat.
"Saya sudah sempat senang karena ingin sekali punya motor," kata Aditya dalam sambutannya untuk buku Hoegeng, Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa terbitan Bentang halaman 264.
Kegembiraan Aditya tak lama. Sorenya Hoegeng pulang dari kantor. Dia heran melihat motor tersebut. Hoegeng pun menanyakan asalnya. Setelah tahu, Hoegeng langsung memerintahkan ajudannya mengembalikan motor tersebut.
"Saya sempat kecewa, tapi bisa memahami sikap bapak," kata Aditya.
Menurut Aditya, Hoegeng memang tak pernah mau menerima pemberian apa pun selain gaji. Dia pernah menemukan struk pensiun milik Hoegeng. Tahun 1970an, pensiun Hoegeng hanya Rp 10.000. Dipotong macam-macam cuma Rp 7.500. Jumlah yang terbilang sangat kecil untuk pensiunan Kapolri.
Aditya mengingat dulu ibunya punya toko bunga yang cukup maju. Dia sering mengantarkan bunga ke para pelanggan. Tapi kemudian saat dilantik menjadi Dirjen Imigrasi, Hoegeng memerintahkan istrinya menutup toko bunga itu.
"Bapak tak ingin orang berbaik-baik pada Hoegeng dengan membeli bunga pada istrinya," kata Aditya.
Maka tak malukah Febri dengan anak Hoegeng yang benar-benar seorang anak Kapolri?