Cerita Mensos Risma Cari Penyebab Banjir Surabaya Sampai Nyaris Hanyut
"Saya cari itu sampai malam. Sampai saya hampir hanyut. Akhirnya ketemu di mana titik penyebab banjir,"
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengisahkan pengalamannya kala memimpin Kota Surabaya. Suatu waktu, Risma mengaku mencari penyebab banjir yang melanda Surabaya hingga larut malam. Sampai-sampai dirinya hampir hanyut terbawa arus.
"Saya cari itu sampai malam. Sampai saya hampir hanyut. Akhirnya ketemu di mana titik penyebab banjir. Sampai sekarang, Surabaya tidak pernah banjir lagi," katanya dalam kuliah umum di kampus Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung pada Kamis (18/3).
-
Siapa yang terdampak banjir di Jalan Braga, Bandung? Mengutip Liputan6, sebanyak 600 rumah warga di Jalan Braga, Gang Apandi RW 08, RW 04, RW 03, RW 07, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, terkena dampaknya.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Dimana lokasi Rumah Kentang di Bandung? Sekitar 12 tahun yang lalu, bangunan yang terletak di Jalan Banda, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat itu terkenal angker.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
-
Mengapa banjir di Bandung pada Kamis (11/1) lalu ramai diperbincangkan? Bukan tanpa sebab genangan air di ibu kota Provinsi Jawa Barat itu ramai jadi perbincangan di media sosial. Hal ini karena debit air yang menggenang terbilang besar di sejumlah titik, bahkan hingga setinggi hampir dada orang dewasa.
Risma juga mengaku pernah sampai jam 02.00 WIB dini hari menaman bunga dan pohon id sejumlah titik di Kota Surabaya. Saat itu dalam upaya Risma menghijaukan Kota Surabaya. Dia berbagi cerita agar menjadi pemacu semangat bagi mahasiswa untuk turun ke lapangan.
"Untuk itu, saya meminta mahasiswa lebih banyak belajar langsung dari pengalaman di lapangan. Belajar bisa dimana saja, dengan siapa saja kita tidak perlu takut dari zona nyaman," tegasnya.
Politikus PDIP itu berbagi pengalaman dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tentang program Kampus Merdeka. Risma mendorong adanya belajar di luar kelas atau di lapangan. Hal ini supaya peserta didik dapan menemukan tantangan dan menyelesaikannya di lapangan.
Oleh karena itu, Risma meminta sivitas akademika Poltekesos Bandung menangkap ide ini dan tidak perlu khawatir untuk menjawab tantangan. Ada pertanyaan besar yang menurut Risma perlu dijawab oleh Poltekesos Bandung, yakni mengapa ada banyak orang yang sudah lama menerima bantuan tapi tetap masih miskin.
Dia berpandangan sivitas akademika Poltekesos Bandung harus mencari jawabannya di tengah-tengah masyarakat. Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, katanya, tidak selalu harus mencari jawabannya dari bangku kuliah.
"Apakah dengan demikian ilmu kesejahteraan sosial tidak dipakai, tidak. Karena dunia selalu berubah. Kita harus mampu eksis, bisa menjawab perubahan. Soalnya dunia akan selalu berubah. Jadi jangan puas di zona nyaman. Jangan khawatir karena kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya.
Ia menyerukan kepada Poltekesos Bandung agar mampu meyelesaikan masalah dengan berpikir inovatif dan berkolabratif. "Kalau tidak bisa dijawab sendiri kita bisa bermitra. Saat ini kita kenal era crowed funding," katanya.
Dia menila tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial sangat rumit dan dinamis. Suatu ketika, dia meminta jajarannya untuk mampu menciptakan kursi roda elektronik. Ini untuk membantu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang mengalami disabilitas berat yang tidak bisa dibantu hanya dengan kursi roda biasa.
"Tantangan ini harus dijawab. Untuk bisa menjawab itu, tidak harus dikerjakan sendir-sendiri. Caranya di abad 21 ini kita tidak harus bekerja sendiri. Kita bisa berkolaborasi," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
Mensos Usul Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Vaksinasi Covid-19
Mensos Risma Targetkan Pencairan Bansos Paling Lambat Akhir Maret
Mensos Risma Dorong Akses Jalan dan Internet Masuk ke Daerah 3T
Mensos Tinjau Perekaman e-KTP Suku Anak Dalam di Jambi
Mensos Risma Kenang Penanganan Covid-19 di Surabaya Seperti Perang