Cerita Para Tenaga Medis Kurang Tidur di Awal Covid-19 Masuk Indonesia
"Pada dua bulan pertama itu, kita (para tenaga medis) kurang tidur, namun sekarang sudah beralih ke daily practice lagi," ujar dr. Saroy saat berbincang di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (2/7).
Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Subroto, Kolonel Corps Kesehatan Militer (CKM) Dr. dr. Soroy Lardo menaruh harapan besar pada kesembuhan pasien-pasien positif Covid-19. Semakin banyak pasien yang sembuh, maka semakin ringan pula beban para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Soroy Lardo mengaku bila dua bulan pertama kasus Covid merebak di Indonesia, ia dan tenaga kesehatan lainnya sangat kewalahan menangani para pasien.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Pada dua bulan pertama, yaitu Maret dan April, kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit menular itu masih sangat minim. Selain itu, fasilitas kesehatan juga belum sepenuhnya dipenuhi.
Pada saat itu, belum semua rumah sakit membuka pelayanan pasien Covid-19, sehingga para tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yang rujukan Covid-19 harus bekerja sangat ekstra.
Bahkan, jam istirahat para tenaga kesehatan itu sangat berkurang, karena waktu dan tenaganya betul-betul dihabiskan untuk menangani pasien Covid-19.
"Pada dua bulan pertama itu, kita (para tenaga medis) kurang tidur, namun sekarang sudah beralih ke daily practice lagi," ujar dr. Saroy saat berbincang di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (2/7).
Pasien Lansia Berkurang
Dokter Soroy mengatakan, beberapa minggu terakhir ini, para dokter dan tenaga medis bisa bekerja seperti biasanya. Tidak harus bekerja ekstra yang sampai mengorbankan waktu istirahat. Hal ini disebabkan karena pasien-pasien yang ditangani rata-rata bergejala ringan dan sedang saja, bukan pasien dengan gejala yang berat.
Semakin berat gejala suatu pasien, maka akan semakin memberatkan para dokter juga karena penanganan pasien dengan komplikasi berat lebih sulit, kompleks, dan memakan waktu yang lebih lama.
Selain itu, bukan hanya pasien dengan gejala berat saja yang berkurang. Pasien orang tua maupun lansia juga sudah sangat berkurang. Dokter Soroy melihat bahwa saat ini, sebagian besar pasien yang dirawat adalah anak muda atau orang dewasa. Hal ini lebih baik karena proses penyembuhan lansia lebih sulit dan lebih lama.
Kebanyakan para lansia memiliki komplikasi penyakit berat, yaitu Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS). Daya tahan anak muda juga cenderung lebih kuat dibandingkan para lansia. Sehingga sebenarnya, anak muda yang tanpa gejala tidak perlu dirawat di rumah sakit. Ini yang membuat beban para dokter semakin berkurang.
"Kalau dulu banyak pasien yang punya komplikasi penyakit berat. Sekarang rata-rata gejalanya ringan dan anak muda, jadinya mereka tanpa gejala. Tidak perlu dirawat," ujar Soroy.
Sementara itu, Juru bicara penanganan dan percepatan Covid-19, Achmad Yurianto mengamini. Yuri melihat, para lansia sudah menyadari jika mereka rentan terkena Covid-19. Anggota keluarga para lansia pun saat ini benar-benar menjaga orangtuanya dengan baik agar tidak terkena Covid-19.
"Kelompok lanjut usia sekarang sadar kalau mereka betul-betul harus dilindungi. Jadi pasien yang memenuhi rumah sakit sekarang hanya yang gejala ringan dan sedang saja," ujar Yuri saat berdiskusi di tempat yang sama.
(mdk/rnd)