Cerita Peserta Difabel Ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Depok
Kegigihan Muhammad Wildan Kausar patut ditiru. Dia salah satu peserta difabel dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK–SBMPTN) tahun 2022. Dirinya tak merasa minder dengan peserta umumnya. Sebelum menjalani ujian, Wildan terus berlatih soal.
Kegigihan Muhammad Wildan Kausar patut ditiru. Dia salah satu peserta difabel dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK–SBMPTN) tahun 2022. Dirinya tak merasa minder dengan peserta umumnya. Sebelum menjalani ujian, Wildan terus berlatih soal agar bisa menyelesaikan dengan lancar dan berharap lulus.
Niatnya adalah bisa masuk Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Wildan pun banyak berlatih soal-soal ujian dan merasa percaya diri ketika mengerjakan soal.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Apa saja ragam destinasi wisata yang ditawarkan di Depok? Dari keindahan alam hingga keunikan yang khas, Depok menawarkan pengalaman seru bagi setiap wisatawan.
-
Siapa Kadek Devi? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
"Untuk mengikuti ujian UTBK ini, saya melakukan persiapan dengan belajar dan berlatih soal. Selain itu, saya juga mengikuti bimbingan belajar dari sekolah dan bimbingan belajar online untuk menambah dan meningkatkan pemahaman materi," kata Wildan, Jumat (20/5).
Selain Wildan, ada 34 peserta difabel lain yang menjalania UTBK di kampus UI, Depok. Peserta difabel tersebut terdiri dari 12 orang penyandang disabillitas tunanetra dan 23 orang tunadaksa. Wildan mengalami gangguan penglihatan sejak umur sembilan tahun.
Namun dia berhasil lulus dari SMAN 54 Jakarta dan meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Ketika proses pendaftaran, dia dibantu oleh teman-temannya dan pendamping Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin Cawang. Dia mendaftar dengan pilihan pertama Pendidikan Khusus di UNJ.
"Awalnya saya memilih Pendidikan Masyarakat untuk di urutan pertama, lalu Pendidikan Khusus. Tetapi, saya berkonsultasi dahulu dengan guru Bimbingan dan Konseling (BK). Setelah dilihat dari nilai dan hasil konsultasi, saya disarankan untuk memilih Pendidikan Khusus pada pilihan pertama. Sebenarnya, saya juga tertarik dengan jurusan Ilmu Komunikasi, namun setelah konsultasi dengan guru BK, saya memantapkan untuk memilih Pendidikan Khusus," ceritanya.
Besar harapannya agar dia bisa lolos masuk sesuai pilihan. Wildan memiliki impian agar ketika selesai mengenyam pendidikan di Pendidikan Khusus, nantinya dia bisa menjadi guru bagi anak difabel. Pasalnya, dia melihat masih banyak sekolah umum di Indonesia yang belum memiliki guru pendamping khusus bagi murid yang memiliki keterbatasan.
"Selama proses ujian saya dapat mengerjakan soal dengan baik dan merasa tercukupi dengan fasilitas yang sudah disediakan UI," ungkapnya.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia mengatakan, UI senantiasa memberikan mewujudkan UTBK yang ramah difabel. Misalnya dengan menyiapkan segala perlengkapan yang yang diperlukan dan disesuaikan dengan para peserta disabilitas tunanetra dan disabilitas tunadaksa. Mulai dari lokasi, alat khusus seperti reglet, stylus, kertas braille, dan juga headset yang digunakan untuk mendengarkan soal dari fitur screen reader yang diberikan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
"UI senantiasa meyakini bahwa education for all. Pada Maret lalu, kami baru mewisuda Muhammad Erwin Althaf dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Keterbatasan pendengaran yang dialami sejak lahir, tidak mengurungkan niatnya untuk mencapai cita-cita, yakni membangun sistem usaha terpadu yang mandiri dalam perencanaan, pengelolaan, dan penggunaan sumber daya keuangan," katanya.
Tahun ini di UI ada 35 peserta difabel yang menjalani UTBK. Untuk peserta disabilitas tunadaksa, ujian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Gedung Lama, sedangkan bagi peserta disabilitas tunanetra, ujian dilakukan pada sesi khusus pada Kamis (19/5) di Laboratorium 1105 Fasilkom Gedung Lama, Kampus Depok. Peserta disabillitas didampingi oleh petugas, dan yang melakukan pengecekan kelengkapan ujiannya dari pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Baca juga:
Sang Ibu Kehujanan Saat Salat Id, Sikap Anaknya Mengingatkan pada Sosok Uwais AlQarni
Kisah Wanita Merawat Kaum Difabel dan Yatim Piatu, Buka Kelas Modeling hingga Kafe
Semangat Penyandang Tunanetra Tadarus dengan Alquran Braille
Sosok Ma Otoh, Guru Tunanetra yang Mengajar Alquran dengan Hati
Melukis dengan Mulut, Bangkit dari Depresi Kehilangan Tangan dan Kaki
Ketulusan dan Kegigihan Antarkan Atlet Difabel Raih Medali Emas