Cerita Pratu Thoyib panas dingin usai bekuk penembak polisi
"Aku bingung karena tak biasa ngomong," katanya.
Prajurit TNI AD Pratu M Thoyib Azizi mengakui mengalami sakit demam setelah membekuk penembak anggota polisi berinisial RR di Simpang Telaga, Gorontalo. Namun sakit demam tersebut dialaminya lantaran didatangi puluhan para awak media Gorontalo untuk meminta dirinya menceritakan kronologis kejadian.
"Waktu sudah lapor ke kantor polisi bawa pelaku pulang ke rumah. Ternyata pas tidur, wartawan pada datang minta wawancara. Aku bingung karena tak biasa ngomong," kata Thoyib kepada Merdeka.com di Mabes AD, Jakarta, Senin (26/1).
Akhirnya dia pun memenuhi permintaan para awak media dengan meminta izin komandannya. "Izin dulu kan ke komandan saya. Tapi pas diwawancarai saya gugup ngomong saja susah," ujarnya.
Lanjut dia, keesokan harinya dia mendapatkan jadwal latihan menembak bersama regunya di Yonif 713/ST, Brigif 22/OM Gorontalo. Saat itu, kata dia, salah satu temannya meminta dirinya untuk menembak, namun dia menolaknya lantaran badannya panas dingin tak seperti biasa.
"Teman saya bilang, Yib tembak buruan. Tapi tangan saya gemetar karena masih gugup diwawancarai wartawan," ucapnya.
Tak hanya itu, dia juga mengaku ingin cepat pulang ke tempat dinasnya Gorontalo. Karena, kata dia, setiap jalan-jalan di Ibu Kota Jakarta macet membuatnya tak bisa pergi ke mana-mana.
"Saya ke Mabes AD tadi jalan kaki karena tak tahu jalan karena sedikit salah jalan bisa nyasar saya nggak bisa ikut acara ini. Padahal dekat asrama saya belakang Mabes AD," katanya.
Sebelumnya, kasus penembakan itu terjadi 26 Desember 2014 lalu. Saat kejadian, Thoyib mendengar teriakan minta tolong dari Brigpol Syarif. Rupanya seorang bandit merebut pistol milik Brigadir Syarif dan menembak polisi tersebut. Bandit yang belakangan diketahui berinisial RR itu juga menembak pengemudi bentor.
Setelah melihat pelaku melarikan diri, Thoyib langsung mengejar penjahat itu. Dalam pengejaran, pelaku terdesak di pemukiman warga.
Prada Thoyib pun berhadapan satu lawan satu dengan perampok itu. Dia tak gentar walau perampok memegang pistol. Cukup dengan tangan kosong untuk melumpuhkan perampok.
Dia menendang RR tepat di dada hingga pingsan. Pistol revolver milik Brigadir Syarif berhasil diambil kembali.
Sayangnya setelah dirawat di RS Brigadir Syarif akhirnya tak tertolong. Dia meninggal dalam perawatan.
Aksi berani Prada Thoyib menuai pujian rakyat Gorontalo. Hal ini pun langsung mendapat perhatian dari Jenderal Gatot Nurmanyto.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Apa saja tips jitu yang diberikan TNI AD? Adapun tips agar tubuh kita tetap mau bekerja dengan aman adalah sebagai berikut: a. Berat dan Tinggi Badan Tips jitu pertama adalah memperhatikan berat dan tinggi badan. Tahukah kalian, berat dan tinggi badan mampu membantu kalian dalam mendeteksi dini kondisi badan. Khususnya terkait kekurangan gizi dan kelebihan berat badan. b. Rutin Cek Tekanan Darah Tips jitu kedua yaitu rutin cek tekanan darah. Sebagaimana diketahui, cek tekanan darah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan setiap orang. Terlebih diketahui apabila kondisi tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, mampu menyebabkan masalah dalam kesehatan. c. Fungsi Paru Tips jitu ketiga adalah memperhatikan fungsi paru. Untuk diketahui, frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-20 kali per menit. Apabila kalian memperoleh frekuensi pernapasan normal seperti itu, maka kesehatan paru-paru kalian menunjukkan kondisi yang sehat. d. Gula Darah (Diabetes) e. Kolesterol
-
Bagaimana TNI AD menyarankan untuk memastikan kondisi kesehatan? TNI AD mengatakan bahwa pemeriksaan rutin perlu dilakukan. Bukan tanpa alasan yang tak jelas. Pemeriksaan rutin dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tubuh kalian. Apakah sehat ataupun ada masalah yang perlu ditangani.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Bagaimana peran TNI AD dalam normalisasi Sungai Deli? Alhamdulillah rencana kami untuk menormalisasi Sungai Deli sepanjang 32 km mendapat dukungan penuh dari Bapak KSAD dengan memerintahkan personel TNI AD untuk terlibat langsung dalam kegiatan, " kata Bobby Selasa (12/9). Tak hanya tenaga, pihak TNI AD, kata Bobby, juga akan membantu meminjamkan alat-alat berat yang dimiliki "Kami juga akan dibantu dengan menggunakan peralatan yang dimiliki TNI AD," lanjut Bobby.
Baca juga:
Kisah Letkol Simon selamatkan warga dari bencana kekeringan
Bebaskan anak disandera, Kapten Suwanto & Serma Andi naik pangkat
Kisah Pratu Thoyib, jagoan Yong Moodo pembekuk rampok berpistol
Tangkap penjahat & bertaruh nyawa, 8 Prajurit TNI AD naik pangkat
Mabes TNI AD bantah terjunkan prajurit jaga KPK
Sersan Hidayat dkk bongkar kasus korupsi, selamatkan aset Rp 650 M