Cerita Sutopo lengkapi becaknya dengan buku bacaan buat penumpang
Bagi Sutopo (70), membaca adalah jendela dunia. Kegemarannya membaca sejak duduk di bangku SMP membuatnya ingin menularkan virus membaca kepada siapa saja. Virus membaca ini ditularkan Sutopo dengan memasang rak buku di becak yang biasa digunakannya mencari nafkah sehari-hari.
Bagi Sutopo (70), membaca adalah jendela dunia. Kegemarannya membaca sejak duduk di bangku SMP membuatnya ingin menularkan virus membaca kepada siapa saja.
Virus membaca ini ditularkan Sutopo dengan memasang rak buku di becak yang biasa digunakannya mencari nafkah sehari-hari. Di rak buku yang terpasang di becaknya, ada sekitar 20-an buku yang boleh dibaca siapa pun.
"Biasanya yang baca penumpang saya. Saat naik becak sambil membaca. Kadang juga teman-teman penarik becak lainnya juga ikut membaca kalau pas lagi mangkal dan belum ada penumpang," tutur Sutopo, Kamis (13/7).
Sutopo sudah sejak tiga tahun belakang menyediakan buku bacaan di becaknya. Ide awal menaruh buku bacaan di becak justru muncul dari penumpangnya.
"Awalnya cuma saya sediakan beberapa buku saja. Kemudian ada penumpang yang tertarik dan menyumbang buku ke saya. Dia kasih saya satu kresek yang setelah saya buka isinya ada 10 buah buku," ungkap pensiunan PNS di lingkungan Kodim Yogyakarta ini.
Setelah mendapatkan sumbangan buku dari penumpang, Sutopo pun kemudian membuat rak buku untuk menaruh buku-buku. Rak itu dipasangnya di atas kursi penumpang.
"Dulunya buku hanya saya taruh di kiri kanan becak. Tapi setelah jumlah bukunya bertambah akhirnya saya buatkan rak dan saya tata supaya lebih menarik dan orang mau membaca," papar Sutopo.
Buku-buku yang berada di becak Sutopo lebih banyak buku rohani. Sutopo memiliki prinsip bahwa semakin tua semakin jadi. Semakin tua, lanjut Sutopo, orang harus lebih banyak melakukan olah roh untuk memersiapkan diri jika kelak dipanggil oleh sang pencipta.
"Semakin tua fisik kita semakin merosot. Tetapi tidak dengan kondisi rohani kita. Kondisi rohani harusnya semakin baik seiring bertambahnya usia. Makanya saya menaruh buku-buku rohani di rak buku saya. Kalau pas tidak ada penumpang saya ya baca-baca buku juga," ungkap Sutopo.
Selain menyediakan buku bacaan, setiap harinya Sutopo juga menyediakan koran terbitan lokal di becaknya. Koran itu pun juga dipersilahkan untuk dibaca siapa saja.
"Setiap pagi saya selalu beli koran. Koran biasanya juga dibaca penumpang atau siapa saja yang mau membaca," pungkas Sutopo.
Baca juga:
Perjuangan Brigpol Arthur bikin perpustakaan di Kepulauan Kei
'Istana Merdeka' untuk para lansia & yatim piatu di Wonogiri
Sophismata, politik yang dibalut cinta dan karier
Selama 48 tahun pria ini tanam satu pohon tiap hari
Pria ini bisa umrah sejak bergabung jadi driver Grab
Kisah Brigadir Kresna jadi guru warga perbatasan RI-Timor Leste
Kisah cinta sehidup semati Atang & Tini yang meninggal saat lebaran
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Apa yang menarik wisatawan untuk mengunjungi Yogyakarta? Yogyakarta adalah destinasi yang kaya akan situs-situs budaya dan bersejarah. Salah satunya Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu yang menakjubkan.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Apa kegunaan utama Istana Kepresidenan Yogyakarta saat ini? Istana itu hingga kini menjadi tempat menginap tamu-tamu besar yang berkunjung ke Yogyakarta