CFD dihiasi 1.000 tandatangan dukung Polri berantas terorisme
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi 1.000 tandatangan sebagai bentuk dukungan untuk Polri dalam memberantas terorisme. Tugas untuk melawan terorisme bukan hanya menjadi tugas Polri dan TNI saja. Tapi juga tugas masyarakat Indonesia.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi 1.000 tandatangan sebagai bentuk dukungan untuk Polri dalam memberantas terorisme. Aksi ini digelar saat car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (20/5).
Salah satu anggota PMII, Hollah menuturkan, kegiatan ini merupakan inisiatif dari mahasiswa untuk mengajak masyarakat peduli terhadap kondisi sosial yang ada saat ini seperti adanya aksi para terorisme.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
"Bagaimana dengan adanya ini sebagai kenyataan kita bersama masyarakat bahwasanya kita tidak takut untuk melawan terorisme yang ada khususnya dukungan kita nyatakan kepada Polri yang punya tugas besar untuk melawan terorisme," kata Hollah kepada merdeka.com di lokasi, Minggu (20/5).
Menurutnya, tugas untuk melawan terorisme bukan hanya menjadi tugas Polri dan TNI saja. Tapi juga tugas masyarakat Indonesia.
"Namun bagi kami tugas melawan terorisme ini bukan hanya semata-mata tugasnya Polri tapi juga semua elemen masyarakat mempunyai kewajiban dan tanggungjawab melawan terorisme di NKRI ini," ujarnya.
Mahasiswa juga mengajak masyarakat tak takut menghadapi aksi para teroris. menurutnya, aksi terorisme jangan dianggap sebagai ancaman melainkan suatu keadaan yang sedang menguji mentalitas bangsa Indonesia.
"Bangsa kita di uji dengan keberagaman yang sudah kuat ini di uji bagaimana hal ini tidak menjadi stigma yang menakutkan terhadap masyarakat tapi ini sebagai tantangan terhadap masyarakat agar masyarakat tetap kuat dalam keberagaman yang ada di negara kita," ucapnya.
"Kita harus tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang ada dalam negara kita salah satunya adalah terorisme. Karena kita semua masyarakat tidak boleh takut kita harus berani terhadap tantangan-tantangan yang ada di negara kita yang keberagaman ini," sambungnya.
Tidak hanya aksi 1.000 tandatangan, PMII juga menginstruksikan untuk semua anggotanya di seluruh Indonesia memberi dukungan terhadap Polri dengan beragam cara. "Bermacam-macam kita lakukan, ada istigasah, aksi 1.000 lilin, galang tandatangan juga seperti ini," ungkapnya.
Ketua panitia aksi, Edi menambahkan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap Polri untuk memberantas tuntas terorisme di Indonesia.
"Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap Polri. Jangan ada lagi terorisme di indonesia ini mengatasnamakan apapun itu," ujar Edi.
Dalam spanduk putih itu berisi pekik semangat kepada Polri untuk menumpas terorisme hingga ke akar-akarnya.
"Jadi ini (banner berisi tandatangan akan kami kirim ke Polri nantinya di hari selasa nanti. Tujuannya untuk ngasih spirit," tutur Edi.
Pantauan di lokasi, tak sedikit masyarakat yang membubuhkan tanda tangannya di spanduk putih yang sudah disediakan. Dari mulai orangtua hingga remaja ikut memberi dukungan pada Polri dengan membubuhkan tanda tangan mereka.
Seperti yang dilakukan oleh seorang yang mendukung aksi tersebut bernama Adrian. Menurut Adrian, siapa lagi kalau bukan masyarakat yang mendukung kepolisian dalam memerangi terorisme.
"Ini salah satu kewajiban kita untuk mendukung. Supaya masyarakat tidak hidup dalam ketakutan penting itu, ucap Adrian.
Namun Adrian mengatakan, dalam memerangi terorisme juga penting untuk melihat dari aspek hak asasi manusia atau HAM. Karena, kata dia, aspek azaz praduga tak bersalah tetap harus dikedepankan.
"Kita juga enggak tahu dia ikut dari awal istilahnya pencetus atau memang dia diiming-imingi sesuatu. Kita enggak tahu. Kita harus tahu akarnya darimana dia seperti itu penting sih. Jangan segala sesuatunya ditumpas, enggak bisa juga," kata Adrian.
Dia pun berharap bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang bersatu tidak boleh saling menghakimi
Senada dengan Adrian, pembubuh tandatangan lainnya yang bernama Daniel pun mendukung dan mengaku bahwa masyarakat tidak boleh merasa takut karena justru itu, kata dia, cara para terorisme dengan menebar rasa takut.
"Aku pastinya dukung ya. Makanya enggak boleh takut. Kalau kita takut mereka lebih punya tempat untuk melakukan itu lagi 'wah gue berhasil nih bikin orang takut'," ujar Daniel.
Danile juga berkomentar tentang stigma terhadap orang-orang bercadar, berjenggot yang diidentikan dengan perilaku ekstremis yang dekat dengan terorisme.
"Kayak orang yang enggak bercadar pun bisa jadi yang bisa membawa bahan yang bom atau apapun itu jadi i think it's more of the behaviour that's we should check, yang harus dicek bukan how they dress or how they look like," ucapnya.
Sebelumnya, aksi 1000 tanda tangan ini lebih dulu dilakukan oleh Polri pada Sabtu (12/5) lalu, menggunakan spanduk warna putih yang dipasang di pagar RS Bhayangkara, Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Spanduk itu dipasang pasca terjadi insiden yang terjadi di Rutan Mako Brimob pada Selasa (8/5) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Dalam spanduk itu bertuliskan 'Doa dan Dukungan' serta dibagian sebelah kiri spanduk terdapat foto para anggota Polri yang tewas saat insiden kerusuhan dengan tagar #DukaKamiPahlawan dan di bagian sebelah kanan spanduk adanya logo Brimob dan Polri serta tagar #KamiTidakTakutTeroris.
Seperti diketahui, serangkaian aksi terorisme terjadi beberapa pekan terakhir. Mulai dari insiden kerusuhan napi teroris di Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5) malam sekitar pukul 19.00 WIB hingga Kamis (10/5) dini hari. Lima anggota Polri gugur dibunuh para tahanan teroris dan satu tahanan teroris tewas ditembak petugas.
Disusul aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Tak berhenti sampai di situ, Polresta Surabaya juga menjadi sasaran aksi bom bunuh diri. Terakhir, aksi teror penyerangan di Polda Riau.
Reporter: Nur Habibie dan Yunizafira Putri
(mdk/noe)