Cuaca buruk & angin kencang, penyeberangan di Selat Bali buka tutup
"Cuaca buruk di penyeberangan Gilimanuk-Ketapang sudah terjadi sejak Rabu malam kemarin," ujarnya
Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa di sebelah barat dengan Pulau Bali, di sebelah timur. Aktifitas penyeberangan di Selat Bali terpaksa diberlakukan sistem buka tutup.
Adapun penyebabnya karena cuaca buruk dan angin kencang disertai gelombang tinggi sehingga dianggap membahayakan pelayaran. Penutupan penyeberangan antar pulau ini dilakukan guna memastikan keselamatan penumpang kapal.
Cuaca buruk terus terjadi hingga Kamis (21/7) malam. Kondisi ini tidak memungkinkan untuk kapal berlayar dan mengharuskan penyeberangan ditutup sementara.
Namun demikian, penutupan tidak berlangsung lama lantaran cuaca sudah berangsur membaik dan arus penyebrangan Gilimanuk-Ketapang maupun sebaliknya kembali normal.
"Cuaca buruk di penyeberangan Gilimanuk-Ketapang sudah terjadi sejak Rabu malam kemarin, sekitar pukul 22.30 Wita sempat ditutup lantaran cuaca buruk," terang Humas PT ASDP Cabang Ketapang, Sandhi Nugroho, Kamis (21/7).
Menurut Nugroho, penutupan karena hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi tersebut hanya berlangsung 10 menit. Kemudian penyeberangan dibuka kembali setelah cuaca normal.
Sementara itu berdasarkan citra satelit cuaca di Stasiun Klimatologi Negara pada waktu penutupan, terlihat kumpulan awan tebal muncul yang menyebabkan hujan deras dan angin kencang.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Negara, Made Dwi Wiratmaja mengatakan, kumpulan awan berwarna orange di atas Selat Bali (jalur penyeberangan) dan makin tebal. Sehingga berpotensi menyebabkan hujan deras disertai angin kencang.
Sedangkan untuk prakiraan tinggi gelombang antara 0,25-0,75 meter. Kondisi cuaca buruk ini diperkirakan masih berpeluang terjadi sampai dua hari ke depan dengan ketinggian gelombang perairan berkisar 0,5 – 1,5 meter.