Cuaca dan pembebasan lahan jadi kendala utama proyek Tol Palindra
Kondisi lahan berupa rawa dan berlumpur juga menjadi kendala.
Meski progresnya mencapai target, namun proses pembangunan jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) tetap mengalami hambatan. Cuaca dan pembebasan lahan menjadi kendala utama dalam mega proyek tersebut. Manager Office PT Hutama Karya, Darius mengatakan, pekerja tidak bisa mengerjakan fisik jika turun hujan deras. Sebab, kondisi tanah proyek becek dan sulit beraktivitas.
"Ya hujan atau cuaca, jadi kendalanya. Kalau hujan tidak bisa kerja. Mudah-mudahan cuaca bisa mendukung," ungkap Darius, Kamis (25/2).
Selain itu, pembebasan lahan juga masih menghantui penyelesaian pembangunan. Dari data yang diterimanya, luas lahan yang dibebaskan pemerintah baru mencapai 71,3 persen.
"Informasinya banyak lahan tumpang tindih, makanya lama dibebaskan. Tapi itu sedang diurus pemerintah," ujarnya.
Untuk menyiasati agar pembangunan tetap berlanjut, PT Hutama Karya terlebih dahulu menggarap lahan yang sudah dibebaskan. Kemudian disusul dengan lahan yang baru diserahkan pemerintah.
"Bertahap, sepotong-potong, mana yang dibebaskan kita garap, yang belum ditunggu dulu," kata dia.
Dia menjelaskan, kondisi tanah yang dilintasi mayoritas merupakan rawa-rawa mencapai 17 kilometer. Kedalaman lumpur juga sangat dalam mencapai 40 meter.
Kondisi ini membuat PT HK memilih metode menyedot lumpur dengan vakum. Kemudian, ditimbun menggunakan pasir dan dicor lalu diaspal.
"Lumpurnya disedot dulu baru bisa ditimbun, tidak bisa langsung. Ini kan konstruksi jalan, jadi tidak bisa asal," pungkasnya.