Cuaca ekstrem, petani Bantul disarankan majukan masa tanam
Cuaca ekstrem, petani Bantul disarankan majukan masa tanam. Hujan deras dengan intensitas tinggi terus mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak beberapa minggu lalu, kondisi ini membuat para petani mengubah masa tanam. Jika tidak, maka penanaman padi terancam gagal panen.
Hujan deras dengan intensitas tinggi terus mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak beberapa minggu lalu, kondisi ini membuat para petani mengubah masa tanam. Jika tidak, maka penanaman padi terancam gagal panen.
Di Kabupaten Bantul, petani memilih memajukan masa tanam padi. Hal ini dilakukan karena tanaman padi lebih tahan terhadap genangan air.
"Kita gerakkan para penyuluh untuk memajukan musim tanam padi. Tanaman padi cocok ditanam di musim hujan seperti ini," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Pulung Haryadi saat dihubungi, Jumat (25/11).
Pulung menjelaskan kondisi hujan berintensitas tinggi ini membuat air di lahan pertanian melimpah. Kondisi ini dianggapnya sangat cocok dengan karakteristik tanaman padi.
"Padi itu termasuk tanaman suka air. Selama tidak terendam sampai di ujungnya, masih oke, musim tanam padi kita ajukan satu bulan, jadi September," tuturnya.
Menurut Pulung, sebelum ada instruksi memajukan musim tanam, biasanya di bulan-bulan September-November para petani lazim menanam palawija. Hal ini dilakukan karena kondisi cuaca belum hujan dan kalaupun hujan intensitasnya rendah.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko menganjurkan para petani yang memiliki lahan rentan terendam air agar menanam varietas Padi Inpari 30. Varietas ini dianggap memiliki kelebihan, yaitu tahan terhadap rendaman air dalam jumlah yang melimpah.
"Ditanami padi tidak masalah. Sepanjang air terus mengalir dan tidak menggenang. Gunakan verietas Padi Inpari 30 karena lebih tahan terhadap banjir," pungkas Sasongko.
Baca juga:
Nekatnya petani India jemur gabah di tengah jalan raya
Raih untung besar, petani kelapa sawit beralih tanam holtikultura
Oktober 2016, upah buruh tani hanya naik Rp 133 per hari
Rugi hingga Rp 70 juta, petani cabai di Banyumas tanam sayur lain
Petani di Sulsel sakit hati pemerintah impor cangkul dari China
-
Apa yang ditemukan oleh tim eskavasi di Situs Keputren, Bantul? Pada Selasa (7/9), Tim eskavasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan sebuah artefak fragmen gerabah di Situs Keputren, Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret, Bantul. Artefak itu diduga merupakan wadah air era Kerajaan Majapahit.
-
Di mana lokasi Curug Panetean? Curug ini dijamin bikin siapapun terpukau. Sudah kenal dengan Curug Panetean yang ada di Desa Pangliaran, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat?
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Dimana lokasi dari tempat-tempat wisata di Bantul? Artikel ini akan membawa Anda mengeksplorasi wisata Bantul yang menarik dikunjungi, di mana setiap destinasi menyajikan pengalaman unik dan pemandangan indah yang akan membuat Anda terpukau.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Bagaimana kekuatan getaran gempa Bantul di berbagai wilayah? Dari intensitas guncangan dengan skala MMI, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen, kekuatan gempa berada pada skala IV MMI. Sedangkan di Kediri pada skala III MMI. Lalu di Mojokerto III MMI. Semakin tinggi tingkat MMI maka dampak yang dirasakan semakin besar.