Curhatan para istri korban sandera Abu Sayyaf kepada Jokowi
Mereka berharap Presiden Joko Widodo segera membantu membebaskan suaminya.
Sejumlah istri korban penyanderaan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada Sabtu (9/7), meminta Presiden Joko Widodo untuk segera membantu membebaskan suami mereka.
"Kemarin, saya bersama unsur pemerintah dari Kabupaten Flores Timur sudah mengunjungi keluarga korban penculikan untuk memberikan peneguhan, dan istri para korban mengharapkan bantuan Presiden Joko Widodo untuk segera membebaskan suami mereka," kata Komandan Kodim Flores Timur Letkol Inf Dadi Rusyadi, dikutip dari Antara, Rabu (13/7).
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
Dia memaparkan, keluarga ketiga korban itu tinggal satu desa. Yakni Desa Latonliwo I, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, sekitar 40 km barat Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores timur di ujung timur Pulau Flores.
"Ketiga korban penyanderaan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf itu masih memiliki hubungan darah satu sama lain, dan rumah mereka saling berdekatan di Desa Latonliwo I," tuturnya.
Rusyadi, berharap agar ketiga korban penculikan itu segera dibebaskan agar bisa menafkahi keluarganya dan biaya sekolah anak mereka.
"Mereka (korban penculikan) adalah tulang punggung keluarga kami. Mereka merantau sampai ke Tanah Malaysia hanya untuk mencari satu dua sen untuk menafkahi keluarga serta pendidikan anak-anak," kata isteri Emanuel Arkian Maran.
Yasinta Pusaka Koten mengatakan, keputusan suaminya memilih jalan menjadi tenaga kerja di Malaysia hanya untuk mencari uang agar anak mereka satu-satunya itu terus bersekolah seperti anak-anak lainnya.
"Anak kami saat ini berada di bangku SD kelas VI. Dan tahun ini akan masuk ke jenjang SMP, sehingga kami membutuhkan banyak uang. Kami mohon bantuan Bapak Presiden Joko Widodo agar bisa segera membebaskan suami kami dari tangan para penjahat itu agar bisa kembali mencari uang di tanah rantau Malaysia," pinta Yasinta.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Margaretha, istri dari Theodorus Kopong Koten, salah seorang sandera lainnya. Dia menambahkan dengan kondisi ekonomi keluarga yang memprihatikan saat ini, maka kehidupan keluarga mereka akan bertambah buruk dengan tersanderanya sang suami Theodorus Kopong Koten.
"Kami tidak akan lagi mendapat kiriman uang dari Bapak (Theodorus Kopong Koten) seperti yang dilakukan selama ini. Hidup kami akan bertambah sengsara," ucap Margaretha.
Sementara itu, Resiana Piter, istri dari korban penculikan Lorens Lagadoni Koten bersama anak-anaknya masih di Toraja, Sulawesi Selatan, rumah orangtuanya sehingga belum sempat dijumpai.
Rusyadi mengungkapkan, istri dan anak korban penyanderaan tersebut hanya bisa menangis saat dikunjungi bersama pemerintah daerah Flores Timur untuk memberikan peneguhan dan kekuatan dalam menghadapi masalah ini.
"Mereka hanya berharap bantuan dari Presiden Joko Widodo untuk membebaskan suami mereka dari tangan kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Itu harapan mereka satu-satunya, karena sang suami adalah tulang punggung utama dalam menafkahi hidup mereka," beber Rusyadi.
Lanjutnya, kondisi Desa Latonliwo I sangat memprihatinkan, karena masih terisolasi dan jauh dari kota kecamatan Tanjung Bunga.
Untuk mengunjungi desa itu, harus menggunakan mobil double gardan, lantaran kondisi jalan yang buruk. Sehingga untuk mencapainya membutuhkan waktu antara 2-4 jam lamanya.
"Listrik di desa itu juga tidak ada, jaringan telepon juga tidak ada. Sehingga saat dikunjungi mereka juga kaget," tutupnya.
Baca juga:
Ketua DPR serukan operasi militer bebaskan WNI disandera di Filipina
TNI diminta serang Abu Sayyaf karena sudah keterlaluan sandera WNI
Sejawat ditawan, pelaut Sulsel tuntut perlindungan pemerintah
Ngototnya Gatot ingin terjunkan TNI ke Filipina belum direstui Luhut
Luhut sebut Filipina siapkan tim negosiasi bebaskan sandera