Curiga Sultan ikut kelompok radikal, keluarga sempat lapor ke BNPT
Keluarga Sultan Azianzah (22) pelaku penyerangan Pospol Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10) kemarin, ternyata sudah menaruh curiga dengan perilaku Sultan yang berubah drastis. Bahkan, salah satu kakak Sultan pernah melaporkan adiknya ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Keluarga Sultan Azianzah (22) pelaku penyerangan Pospol Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10) kemarin, ternyata sudah menaruh curiga dengan perilaku Sultan yang berubah drastis. Bahkan, salah satu kakak Sultan pernah melaporkan adiknya ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Jadi kakaknya yang polisi ini sudah pernah berupaya untuk melaporkan perilaku menyimpang adiknya ke BNPT," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10).
Bukan hanya itu, dari pengakuan keluarga Sultan juga pernah dijemput dari salah satu pondok pesantren Tahfids Alquran Al Anshorullah, Ciamis. Sultan dijemput dari pondok pesantren sekitar Juni hingga Oktober 2015 karena memiliki hubungan cukup dekat dengan pimpinan pondok pesantren yakni almarhum Fauzan Al Anzhori.
"Empat bulan Sultan berada di pesantren, kakaknya berupaya menjemput tepatnya Oktober 2015. Bahkan sempat dilakukan pemeriksaan kepada Sultan di salah satu polsek terdekat. Ini upaya yang dilakukan kakaknya," ujar Boy.
Karena takut Sultan ikut terlibat dalam aktivitas radikalisme, keluarga juga kerap memberikan pendidikan agama terhadap Sultan. Hal itu dilakukan guna menghilangkan ideologi radikal Sultan.
"Termasuk kakaknya juga memberikan beberapa materi pendidikan agama untuk menyadarkan adiknya. Ini upaya keluarga untuk menyadarkan Sultan termasuk melaporkan ke BNPT," pungkas mantan Kapolda Banten itu.