Demo kenaikan BBM di Jakarta ditanggapi beragam
Tanggal 1 April tinggal sebelas hari lagi. Rencana Permerintah menaikkan harga BBM tinggal menghitung hari.
Tanggal 1 April tinggal sebelas hari lagi. Rencana Permerintah menaikkan harga BBM tinggal menghitung hari. Apapun alasan yang dikemukakan pemerintahan SBY-Boediono tentang kenaikan sumber tenaga kendaraan itu, di mata rakyat, pilihan tersebut bukan suatu opsi yang populer.
Imbas dari kenaikan harga BBM menghasilkan aksi unjuk rasa di mana-mana. Buruh, mahasiswa maupun ormas kemasyarkatan meneriakan hal yang serupa, "tolak kenaikan BBM". Bagi rakyat Jakarta, yang biasa melewati Bunderan Hotel Indonesia di Jalan Thamrin, melihat aksi demo tentu bukan suatu hal yang mengherankan. Bagi mereka, aksi unjuk rasa sudah seperti menghadapi kemacetan sehari-hari di Jakarta.
"Menurut saya sih, Bundaran HI sudah biasa ya buat orang ngadain demo. Kayaknya, enggak sah kalau demo nggak di Bunderan HI," ujar Yanto, tukang kopi keliling yang biasa mangkal di depan hotel Nikko.
Sama dengan Yanto, Ajeng, seorang karyawan yang bekerja di kawasan Thamrin juga sudah maklum dengan aksi demo yang sering terjadi. Bahkan ibu satu anak ini mendukung segala aksi demo yang menolak kenaikan harga BBM. Tapi dia tidak suka caranya jika harus mengganggu pengguna jalan. Apalagi sampai menghadang jalan.
"Aksi demo belakangan ya? Kalo dari esensi asal sih, mendukung. Karena aku enggak mau BBM naik. Namun, melihat kondisi yang terjadi di lapangan, di mana banyak demonstran 'bayaran' serta masalah kenaikan BBM demi kursi kepresidenan. Soal aksi demo yang turun ke jalan? ya rada sebal ya," jelasnya.
Aksi demo ke jalan juga disesalkan Ronald (25 tahun). Menurut karyawan konsultan IT ini, aksi demo menolak kenaikan BBM percuma. Pemerintah tidak akan mendengarkan tuntutan pendemo.
"Sebenernya cuma cape-capein aja teriak-teriakan, apalagi pasti bikin macet jalan, bikin orang yang kejebak macet tambah stress, ditambah lagi negara kita pasti disorot sama negara-negara lain karena rakyatnya paling sering berdemo," Jelas Ronald semangat.
Apapun kebijakan yang dipilih pemerintah, semoga pilihannya tidak semakin menyengsarakan rakyat dengan efek domino yang ditimbulkan oleh kenaikan BBM.