Densus 88 amankan tiga orang terkait jaringan teroris di Blitar
Tim Detasemen Khusus (Densus 88) Mabes Polri mengamankan tiga warga di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang diduga terkait jaringan terorisme, Rabu (13/6) malam.
Tim Detasemen Khusus (Densus 88) Mabes Polri mengamankan tiga warga di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang diduga terkait jaringan terorisme, Rabu (13/6) malam.
Kepala Lingkungan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar Mislan, mengatakan polisi mengamankan tiga orang itu dari rumah milik Nanang, seorang pengusaha pupuk. Pemilik rumah mengontrakkan rumah itu pada seorang dokter bernama NH, untuk jangka waktu sekitar tiga tahun.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Mengapa Densus 88 menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? Dijelaskan, Densus 88 Antiteror diberikan mandat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin setiap ancaman, setiap serangan teror yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88 karena mengancam Paus Fransiskus? Ada ketujuh orang terduga pelaku teror itulah yang mengunggah di akun media sosial pribadi.
"Kontrak sekitar tiga tahun. Namun, keluarga di sini tertutup," katanya, di Blitar, Rabu malam seperti dikutip Antara.
Mislan juga mengaku tidak terlalu akrab dengan pemilik rumah. Namun, dirinya merasa curiga dengan aktivitas di rumah itu, sebab satu pekan sebelumnya personel dari TNI dan Polri sering datang ke rumahnya menanyakan aktivitas dan riwayat pemilik rumah kontrakan tersebut.
"Jadi, sebelum kejadian ini satu pekan ada anggota koramil dan polisi tanya, tentang bagaimana orang yang mengontrak rumah itu, tanya juga orangnya ada atau tidak," katanya.
Walaupun sempat curiga TNI dan polisi yang tanya, dirinya tambah kaget ternyata ada Densus yang datang ke rumah tersebut. Dirinya tidak menduga, penghuni rumah akan terkait dengan perkara hukum.
"Saya kaget dengan kejadian ini. Tapi, sebelumnya ada petugas yang sudah tanya, ternyata ini. Jadi, saya hanya memantau saja," ujarnya.
Sementara itu, Lurah Talun Imam Harimiadi menambahkan, secara keseharian memang penghuni rumah tertutup. Selain jarang bergaul dengan tetangga, penghuni rumah juga selalu menutup pintu rumahnya.
"Kalau keseharian kami kurang tahu, sebab pintu tertutup. Pernah ada kegiatan, tapi eksklusif sekali, tidak untuk masyarakat umum, tidak bisa sembarangan masuk," kata lurah tersebut.
Namun, dirinya juga mengakui sebelumnya memang ada petugas dari TNI dan Polri yang datang, meminta informasi penghuni rumah dan aktivitas di rumah tersebut. Dirinya juga baru mengerti jika pemilik rumah ternyata berurusan dengan aparat.
Tim Densus 88 Mabes Polri melakukan penangkapan pada warga di Lingkungan Bajang, Kelurahan/Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar tersebut, Rabu (13/6) malam. Dari tiga orang tersebut, salah satunya adalah dokter umum yang juga membuka praktik pengobatan bekam. Mereka diamankan di Mapolres Blitar.
Tim Densus juga sempat melakukan penggeledahan di rumah yang dikontrak oleh NH, di Lingkungan Bajang tersebut. NH diamankan dengan dua warga lain, yang bernama SZ dan An.
Proses penggeledahan dilakukan tim dengan penjagaan ketat dari Mapolres Blitar. Petugas bersenjata api lengkap berjaga di depan rumah tersebut. Mereka tidak mengizinkan warga yang tidak berkepentingan untuk masuk.
Di rumah itu juga dipasang garis polisi, dan penjagaan masih dilakukan. Hingga kini, ketiganya masih diamankan di Mapolres Blitar, untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca juga:
Buka bersama dengan eks napiter, Wali Kota Solo janji bantu bikin yayasan
Kemensos rehabilitasi tujuh anak terduga teroris Surabaya dan Sidoarjo
Tolak NKRI, 4 napi terorisme tak dapat remisi
Menristekdikti: Tugas rektor pantau medsos mahasiswa, cegah radikalisme masuk kampus
Polisi minta bantuan takmir masjid di Malang tangkal paham radikal
Jaringan teror baru rasa lama