Deretan Mantan Jenderal TNI Jadi Pengusaha Kaya dan Petinggi Perusahaan
Pensiun dari dunia militer, tak membuat karir para jenderal TNI berhenti. Mantan jenderal ini terus melebarkan karirnya terjun ke dunia bisnis.
Pensiun dari dunia militer, tak membuat karir para jenderal TNI berhenti. Mantan jenderal ini terus melebarkan karirnya terjun ke dunia bisnis. Dengan mendirikan usaha sendiri, atau menduduki posisi penting di perusahaan ternama.
Usaha yang dijalani sukses berhasil meraup keuntungan berlimpah. Para mantan jenderal ini membuktikan selepas pensiun masih tetap bisa berkarir.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang dilakukan Prabowo Subianto terhadap calon perwira remaja TNI-Polri? Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana pasukan TNI memburu Presiden Fretilin Nicolao Lobato? Batalyon Parikesit memburu Lobato dengan dua helikopter SA-330 Puma milik TNI AU. Setiap ada info, pasukan akan diterbangkan helikopter ke lokasi terdekat. Mereka akan turun menggunakan tali atau melompat dengan gesit dari helikopter untuk kemudian mengejar Lobato. Tahun 1978 tim mobile udara turun untuk pertama kali di wilayah Laklobar dan Soibada. Pergerakan mereka terbukti efektif menekan lawan. Suara helikopter yang menderu-deru di perbukitan juga menjadi pukulan psikologis bagi pasukan pengawal Lobato.
Berikut ini mantan jenderal TNI yang terjun ke dunia bisnis dan menjadi petinggi sebuah perusahaan:
Luhut Binsar Pandjaitan
Dalam dunia militer, Luhut Binsar Pandjaitan memiliki karir yang sangat cemerlang. Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Dia pernah menjadi Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Memasuki masa pensiun, Luhut aktif di dunia usaha. Tahun 2004 Luhut mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Kini di bawah Toba Sejahtra yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, ada anak usaha yang bergerak di sektor minyak dan gas, perkebunan, dan kelistrikan.
Tanggal 6 Juli 2012 Toba Bara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker TOBA dan merilis sebesar 210.681.000 saham atau 10,5 persen dari jumlah modal disetor, dengan perolehan dana sebesar Rp 400.293.900.000,-. Harga perdana saham sebesar Rp 1.900,- per lembar saham.
Menurut laporan yang dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 2015 di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Menteri Koordinasi bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memiliki kekayaan Rp 660.097.217.368. Harta luhut dalam bentuk giro dan setara kas tahun 2015 sebesar USD 1.672.019. Dalam bentuk piutang sebesar USD 190.000.
Prabowo Subianto
Setelah meninggalkan karier militernya, Prabowo Subianto memilih menjadi pengusaha. Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. Selain mengelola Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.
Pada bidang kelapa sawit, Prabowo Subianto punya perusahaan bernama PT Tidar Kerinci Agung. Dikutip dari situs Tidar Kerinci Agung, perusahaan ini didirikan sejak 1984 oleh keluarga besar Soemitro Djojohadikusumo, atau ayah Prabowo Subianto. Di bidang kehutanan dan perkebunan, Prabowo memiliki usaha PT Tanjung Redeb yang terletak di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.
Saat memutuskan maju sebagai capres 2019, Prabowo melaporkan harta kekayaannya pada 9 Agustus 2018. Berdasarkan LHKPN yang diakses melalui elhkpn.kpk.go.id, Prabowo memiliki harta kekayaan Rp 1.952.013.493.659 atau Rp 1,9 triliun.
Djoko Suyanto
Marsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto pernah menjabat sebagai Panglima TNI dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007. Setelah pensiun dari dunia militer, Djoko pernah menjabat posisi penting dalam sebuah perusahaan. Pada 2007 Djoko sempat menjadi Komisaris Independen di PT Adaro, kemudian pada tahun 2009 dia mundur dari perusahaan batu bara tersebut karena dipilih menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.
Djoko juga tercatat pernah menjadi komisaris di PT Lestari Asri Jaya, perusahaan yang mengelola hutan tanaman industri. Usai tak lagi menjadi pejabat negara, Djoko kembali ke dunia usaha. Dia, sebagaimana tercatat pada situs PT Bursa Efek Indonesia, pada 17 Maret 2015 membuat surat pernyataan bersedia diangkat menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris Independen PT Chandra Asri Petrochemical.
Endriartono Sutarto
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, mantan panglima TNI ini juga pernah menjabat sebagai komisaris sebuah perusahaan. Dia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Namun ia tak lama karena Endriartono mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Informasi yang beredar menyebutkan Endriartono mundur disebabkan jumlah gaji yang terlalu besar sementara tugas yang dilakukan olehnya tidak terlalu berat.