Deteksi Potensi Letusan Merapi, BPBD Pasang 149 Alat Peringatan Dini
Deteksi Potensi Letusan Merapi, BPBD Pasang 149 Alat Peringatan Dini. Pemasangan alat untuk mendeteksi potensi letusannya seiring adanya perubahan siklus gunung berapi teraktif di Indonesia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng memasang alat early warning system (EWS) di sekeliling Gunung Merapi, Magelang. Pemasangan alat untuk mendeteksi potensi letusannya seiring adanya perubahan siklus gunung berapi teraktif di Indonesia.
"Jumlah EWS yang kita pasang ada 149 buah. Untuk CCTV nya sudah dipasang mengelilingi gunungnya. Pemasangan itu untuk mempermudah melihat aktivitas kegempaan sama letusan pada gunung Merapi," kata Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana saat dikonfirmasi, Selasa (4/12).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
Sarwa menambahkan pada akhir tahun 2018 embusan angin di puncak Merapi telah mengarah ke Sleman dan DIY. Maka dari itu, dia meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terutama aktivitas kegempaan meningkat.
"Kalau laharnya masuk ke sungai-sungai tidak masalah. Yang jadi persoalan saat laharnya muncul berbarengan dengan awan panas sedikit banyak bisa merusak hunian warga," ujarnya.
Ia menyampaikan saat Merapi dalam kondisi level 1 atau normal, warga diminta tetap beraktivitas.
"Kami juga minta melarang warga beraktivitas di tempat berbahaya pada level siaga. Ada baiknya dahulukan evakuasi di kawasan rawan bencana dan amankan harga bergerak sambil mengikuti ragam informasi terkini," katanya.
Namun ketika status Merapi berubah jadi waspada, Sarwa meminta warga yang beraktivitas di luar radius 3 kilometer dan puncak untuk segera menjauh meninggalkan lokasi.
"Warga minta untuk langsung mengungsi dengan arahan dari koordinator evakuasi dari desa masing-masing. Sebab ketika letusan muncul, warga radius lima kilo sering panik dan tidak siap menghadapi proses evakuasi," ungkap Sarwa Pramana.
Baca juga:
PVMBG: Terjadi Empat Kali Guguran Lava, Gunung Merapi Masih Berstatus Waspada
Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar ke Kali Gendol
10 Alat peringatan dini di Gunung Merapi rusak
Lima alat peringatan diri di Gunung Merapi tak berfungsi
Muncul kubah lava di Merapi, Sultan HB X imbau warga tetap waspada
Nekat mendaki Gunung Merapi, pendaki bakal di blacklist tiga tahun