Di Jakarta ada Ahok, di Malang ada Abah Anton
Tak cuma di Jakarta saja, di Kota Malang, ternyata dipimpin oleh pria yang juga keturunan Tionghoa, Abah Anton.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok adalah pemimpin daerah yang kini sedang naik daun. Tak cuma lantaran dia adalah seorang warga minoritas keturunan Tionghoa, sifatnya yang ceplas ceplos kadang membuat kuping panas. Namun dia dianggap sukses memimpin Jakarta.
Tak cuma di Jakarta saja, di Kota Malang, Jawa Timur, ternyata dipimpin oleh pria yang juga keturunan Tionghoa, Abah Anton atau Goei Hing An. Meski minoritas sebagai keturunan Tionghoa, namun pria yang memiliki nama lengkap Ir. H. Mochamad Anton ini terpilih sebagai Walikota Malang periode 2013-2018 dan resmi menjabat sejak 13 September 2013.
Selain sebagai wali kota pertama di Malang dari etnis Tionghoa, Abah Anton juga pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang. Pasangan Anton-Sutiadji ditetapkan sebagai pemenang Pemilihan Umum Wali Kota Malang 2013 oleh KPU Kota Malang.
Di pimpin Abah Anton, Kota Malang memenangkan piala Adipura Kencana dari Presiden, sebuah penghargaan paling bergengsi untuk kebersihan dan inovasi kota. Berbagai
inovasi yang dilakukan untuk mengembangkan Kota Malang menjadi kota yang layak untuk mendapatkan piala Adipura Kencana, di antaranya dengan membuat program GEMAR (Gerakan Menampung Air). Gerakan ini meliputi penanganan banjir dengan membuat biopori, sumur injeksi, bekerjasama dengan Universitas Brawijaya. Sehingga, saat musim kemarau tiba, debit air cukup untuk warga Kota Malang.
Abah Anton berhasil memugar berbagai taman kota tanpa biaya APBD, di antaranya revitalisasi Hutan Malabar dengan bantuan dana CSR dari PT Otsuka, Jepang. "Pejabat mereka dari Jepang langsung terlibat dan akan meresmikannya 4 April 2016. PT Otsuka yang memproduksi berbagai macam obat-obatan, nutrisi, cairan infus, dan berbagai peralatan medis mempunyai pabrik seluas 4 hektar di Lawang, Malang," kata Abah Anton kepada merdeka.com, Kamis (3/3).
Beberapa dana CSR juga diperoleh dari berbagai perusahaan, seperti dana CSR Bentoel untuk Taman Tematik Trunojoyo sebesar Rp 2 miliar, Taman Kunang-Kunang sebesar Rp
1,5 miliar di Jalan Jakarta, Taman Selamet sebesar Rp 2 Miliar. "Rokok Bentoel yang sekarang merupakan bagian dari British American Tobacco adalah pabrik rokok nasional yang lahir dari kota Malang," imbuh Abah Anton.
Selain itu, Kota Malang juga mendapatkan dana CSR dari Nikko Steel berupa bis wisata (bis dua tingkat), membangun Taman Merjosari, dan banyak playground di alun-alun Kota Malang. "Selain itu, kita dapat dana CSR dari BRI untuk membangun alun-alun sebesar Rp 5,9 miliar yang terletak di depan Masjid Agung Malang," ujarnya.
Di bawah kepemimpinannya, Kota Malang terpilih menjadi urutan ketiga kota layak huni, atau Most Livable City Index 2014.
Hal lain yang membuat Kota Malang mendapatkan Piala Adipura Kencana adalah program BSM, atau Bank Sampah Malang. Sampah dipilah dan ditampung di sekolah-sekolah atau RT-RW setempat, kemudian sampah dipilah-pilah misalnya sampah basah untuk pupuk organik. "Ada juga sampah kertas, plastik, kaca, kayu ditampung, diambil oleh pemerintah, dijadikan tabungan bisa ditukar dengan uang tunai," tutupnya.