Diangkut Hercules, 64 Warga Eksodus dari Wamena Transit di Bali
Mereka nantinya akan melanjutkan penerbangan ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah dan juga ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk melanjutkan penerbangan ke daerah masing-masing.
Puluhan warga eksodus dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, transit menggunakan pesawat Hercules C130 dan mendarat di upron Baseops Lanud TNI AU, I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (3/10) siang.
Warga eksodus ini tercatat sebanyak 64 orang. Terdiri dari 34 dewasa dan 16 anak-anak. Mereka transit sejenak di ruangan Safe House Lanud TNI AU I Gusti Ngurah Rai dan menyempatkan makan siang.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Mereka nantinya akan melanjutkan penerbangan ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah dan juga ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk melanjutkan penerbangan ke daerah masing-masing.
"Untuk warga ada anak-anak di bawah (umur) 5 tahun. Saya lihat kondisinya sehat saja tapi mungkin karena pergantian cuaca dan ada kendala cuaca juga di Wamena. Karena dari tempat yang satu ke tempat yang lain kan sudah beda. Mungkin syok saja (hingga) ada panas, flu dan batuk," kata Ketua Persatuan Istri Angkatan Udara (PIA) Ardhya Garini Alida Triyana Puspa Indah.
Puluhan warga ini berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Padang, Sumatera Barat. Namun, dari 64 warga, ada 5 orang dari Probolinggo dan Lumajang yang nantinya langsung menaiki bus untuk menuju kampung halamannya.
"Tadi ada infonya ada yang ke Probolinggo dari pihak Lanud juga akan membantu mengantarkan nanti di sana ada yang mengurus lagi. Nanti ada juga ke Semarang, Madiun dan ada yang ke Jakarta. Nanti dari Jakarta di fasilitasi kembali ke Padang dan naik pesawat yang sama," jelas Alida.
Alida juga menjelaskan, untuk bantuan sementara hanya sekedarnya saja untuk makan siang. "Bantuan lebih tidak ada, karena mereka datang ke sini ala kadarnya kita membantu mereka untuk makan siang agar dalam perjalanan selanjutnya tidak terlalu kosong. Kita belum tahu (ada transit lagi). Tapi saya harap tidak ada pengungsi lagi sudah aman tidak ada lagi seperti ini," ujarnya.
Sementara Kepen Lanud I Gusti Ngurah Rai Kapten Sus Dani Kusdani menjelaskan, untuk pengungsi tujuan Bandar Ahmad Yani ada 14 orang dewasa. "Untuk Bandara Halim, Jakarta, 50 orang terdiri dari 34 dewasa dan 16 anak. Total ada 64 orang," ujar Dani.
Dani mengatakan, para penumpang transit di Bali. Sebab, setelah didata ulang, ada lima orang dari 64 penumpang ini yang tujuan Probolinggo, Lumajang, Jawa Timur. Mereka akan diberangkatkan dengan bus menuju Pelabuhan Gilimanuk dan diantar ke Probolinggo.
"Lima orang turun di sini. Kita tunggu koordinasi selanjutnya untuk ke Jatim," ujarnya.
Selanjutnya, dari 59 orang sebanyak 14 orang akan diturunkan di Bandara Ahmad Yani. Sebanyak 45 orang lainnya akan diturunkan ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk diberangkatkan ke Sumatera Barat.
"Langsung dari Halim ke Padang," jelas Dani.
Dani mengungkapkan, berdasarkan data diperolehnya, ada 9 ribu warga dari berbagai provinsi menunggu jadwal eksodus. Sebanyak 9 ribu warga ini tengah mengungsi di Kodim, Polres dan Bandara di Wamena.
"Masih ada 9 ribu orang di Wamena," ungkap Dani.
Dani belum tahu jadwal dan teknis keberangkatan warga tersebut. Namun, TNI AU tengah berupaya memulangkan warga.
"Ada pesawat yang kita gunakan untuk kemanusiaan," tandas Dani.
Baca juga:
TNI Kerahkan 3 Pesawat Hercules Evakuasi Korban Kerusuhan Wamena ke Jayapura
Dampak Kerusuhan di Wamena, 11.646 Orang Eksodus
8.051 Warga Mengungsi dari Wamena ke Jayapura
VIDEO: Trauma di Wamena Membawa Ramadani dan Keluarga Kembali ke Kampung Halaman
Kesaksian Bidan Bertahan di Rumah yang Dilempari Massa saat Tragedi Wamena
Pengungsi Kerusuhan Wamena Alami Diare, Gatal-gatal dan Batuk
Khofifah Beri Rp1 Juta Bagi Perantau yang Pulang dari Wamena