Dicecar Soal Makam Janin, 'Ratu' Keraton Agung Sejagat Selalu Menangis
Namun, dia membenarkan ada saksi yang mengatakan janin tersebut dikubur Fanni dengan dibantu orang lain.
Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng tidak bisa menangani terkait adanya keberadaan janin yang dimakamkan di kontrakan Toto Santoso di Sleman. Sebab, lokasi berada di Yogyakarta.
"Jadi, sejauh ini kami fokus menangani berkas penipuan, dan berita bohong saja. Untuk lokasi janin TKP sudah beda," kata Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Budi Haryanto, Senin (20/1).
-
Kenapa Segarayasa di Keraton Kerta dibangun? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, Babad Momana mencatat bahwa pada tahun 1637 Sultan Agung telah memberi perintah untuk membangun bendungan di Kali Opak. Sementara dalam Babad Sangkala dicatat bahwa pada tahun 1643 pembangunan danau tersebut tidak hanya menggunakan tenaga masyarakat keraton, namun juga menggunakan unsur tenaga prajurit.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Kapan Segarayasa dibangun di Keraton Kotagede? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, saat itu raja kedua Mataram, Panembahan Anyakrawati memerintahkan dibuatnya danau dan taman di sekitar kraton. Dalam Babad Sangkala, diceritakan pada tahun 1605 ia membangun Taman Danalaya dan Segaran Sirnabumi sekaligus lumbung pertanian yang diberi nama Gading dan Panggung Krapyak.
-
Bagaimana pembangunan Segarayasa di Keraton Yogyakarta? Selain itu di danau buatan itu terdapat terowongan bawah tanah dan masjid bawah tanah.
-
Apa fungsi lorong supit urang di Keraton Surakarta? Sebelum masuk ke ruas jalan tersebut, terdapat gerbang dengan bagian atas berupa plengkung besi. Di gerbang tersebut tertulis "Kori Patjikerran" yang lengkap dengan tulisan aksara Jawa di atasnya. Kini lorong supit urang menjadi rute favorit wisatawan yang akan berkunjung ke Keraton Surakarta. Tak jarang mereka menyusuri lorong tersebut dengan berjalan kaki.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
Dia menyebut penyidik memang sempat menanyakan soal makam janin itu. Saat ditanya, Fanni terus menangis. "Selalu menangis kalau ditanya soal itu. Nanti kita koordinasikan dengan Polda DIY," jelasnya.
Namun, dia membenarkan ada saksi yang mengatakan janin tersebut dikubur Fanni dengan dibantu orang lain.
"Keguguran atau tidak belum tahu, kita tidak mengarah ke sana, TKP-nya Yogya. Tetapi memang ditemukan dalam kendil itu masih berupa gumpalan daging, dan pembantunya mengatakan itu dari si Fanni," ujarnya.
Ngaku Kalau Mengada-ada sebagai Ratu
Saat dimintai keterangan sempat berbelit-belit akhirnya Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia atau dikenal dengan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja mengakui bahwa klaim dirinya keturunan kerjaan Mataram hanya mengada-ada.
"Kemarinkan jawaban dari pelaku itu berbelit-belit. Selalu mengatakan bahwa ini dari wangsit bahkan di mengklaim kalau dirinya keturunan kerjaan. Padahal tidak ada keturunan sama sekali kalau keturunan ningrat," tuturnya.
Bahkan, pihaknya juga telah melakukan pengecekan kepada beberapa tokoh ahli sejarah untuk membuktikan bahwa raja dan ratu Keraton Agung Sejagat tidak mempunyai keturunan dari kerajaan Mataram dan kerajaan-kerajaan yang lain.
"Sudah kita cek dan pastikan bahwa saudara Totok dan Fanni tidak mempunyai silsilah keturunan raja dan juga garis keturunan dari Kerajaan Mataram maupun Majapahit," katanya.
Kendati Fanni sudah mengakui bahwa dia hanya mengada-ada soal klaimnya saat mendapatkan wangsit dan juga garis keturunan ningrat, Polda Jateng tetap akan melakukan pemeriksaan psikologis kepada Fanni.
"Walau sudah mengakui kalau bohong, esok hari kita tetap akan melakukan pemeriksaan psikologisnya untuk dicek kondisi kejiwaan pelaku," paparnya.
Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat khususnya untuk anggota Keraton Agung Sejagat untuk segera menyadari dan tidak melanjutkan kegiatannya kemudian tidak lagi menyebarkan paham Keraton Agung Sejagat kepada warga lain.
"Saya berharap anggota-anggota Keraton Agung Sejagat untuk berhenti. Sudah banyak pihak yang merasa dirugikan. Jangan sampai paham ini dilanjutkan untuk disebarkan kepada masyarakat luas," tutup Budi Haryanto.
(mdk/eko)