Diduga kuat membunuh Aipda Sudarsa, David dan Sara Connor dibekuk
Keduanya langsung diboyong ke ruang pemeriksaan Polresta Denpasar.
Hanya berselang dua hari dari penemuan jasad Aipda Wayan Sudarsa, dua warga asing diduga sebagai pembunuh berhasil diamankan. Polisi menangkap David Taylor dan Sara Connor.
Belum dijelaskan di mana kedua turis asing ini berhasil dibekuk. Keduanya digelandang ke Mapolres Denpasar sekitar pukul 16.30 WITA. Begitu turun dari mobil, sejumlah wartawan lokal dan mancanegara langsung berebut mengambil gambar. Kedua orang itu langsung ditarik bergegas masuk, dikawal sejumlah anggota Propam.
Nampak terlihat Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto, dan Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Hadi Purnomo, menanti kedatangan kedua pelaku ini di lobi Mapolresta Denpasar. Selanjutnya, keduanya langsung masuk ke ruang pemeriksaan.
"Nanti ya rekan-rekan. Kita lakukan pemeriksaan awal, tunggu," kata Hadi.
Sebelumnya, Hadi Purnomo melansir jika terduga tersangka pembunuhan anggotanya di Pantai Kuta, Aipda I Wayan Sudarsa, adalah warga negara Inggris dan Australia. Mereka adalah David Taylor (yang sebelumnya dirilis polisi dengan nama Thomas Schon) dan Sara Connor.
Hadi melanjutkan, memiliki bukti kuat terhadap keduanya. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, terduga tersangka terlihat berlumuran darah saat ke luar dari Pantai Kuta.
"Ada delapan saksi yang kita periksa. Dari saksi tukang ojek berinisial SY, terduga tersangka berdarah-darah. Dia mau naik ojek tapi tidak diterima, sehingga dia jalan kaki (pulang ke home stay). Yang berdarah-darah itu terduga tersangka laki-laki. Itulah mengapa darah berceceran dari dalam hingga ke luar pantai," ujar Hadi.
Lalu, kata Hadi, ada pula rekaman CCTV terduga tersangka di tempat penginapan mereka sewa.
"Ada rekaman saat dia meminjam pakai alat surfing. CCTV-nya ada. Waktu berdarah-darah juga ada saksi resepsionis yang melihat. Sudah kita periksa saksi-saksi itu," ucap Hadi.
Dari hasil pemeriksaan di penginapan, polisi menemukan sejumlah bercak darah di beberapa titik di kamar disewa Taylor dan Sara.
"Ada darah yang ada di home stay. Itu ada di dinding, di handuk, dan di asbak," lanjut Hadi.
Selain itu, keyakinan polisi semakin kuat jika warga Australia dan Inggris itu sebagai terduga pembunuh polisi di Pantai Kuta juga berangkat dari kartu identitas berupa SIM dan ATM yang ditemukan di TKP, di mana I Wayan Sudarsa ditemukan tewas mengenaskan.
"Bukti kuat mereka terduga adalah identitas berupa SIM dan ATM yang terdapat di TKP. Dan, di TKP ada orang yang melihat ada orang mencari SIM tersebut, perempuan bule dan laki-laki yang sudah berdarah-darah. Malam itu juga mereka cari. Makanya ceceran darahnya sampai ke luar," tutup Hadi.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Kenapa Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh merasa kecewa dengan hasil seleksi polisi? Pemilik akun TikTok @mademerjaya7 sekaligus Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali beberapa waktu lalu mengungkap kekecewaan usai sang putra tak lolos seleksi polisi. "Saya Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali sudah mengabdi 20 tahun di masyarakat. Pernyataan ini saya tujukan kepada Bapak Kapolri," ungkapnya. "Mohon izin jenderal, anak saya mencari Bintara dari 2023 di Polda Bali, dengan niat yang sungguh-sungguh, anak saya ingin menggantikan saya untuk mengabdi menjadi polisi," sambungnya.
Baca juga:
Kasus pembunuhan Aipda Sudarsa, 2 warga asing jadi buronan polisi
Polda Bali autopsi mayat Aipda Sudarsa yang tewas di Pantai Kuta
Kematian polisi di Pantai Kuta jadi perhatian serius Gubernur Bali
Polisi pastikan selebaran foto beredar diduga pembunuh Aipda Sudarsa
Berdasarkan bercak darah, 2 WNA diduga bunuh Aipda Sudarsa diburu