Diduga terlibat kelompok ISIS, 1 WNI ditangkap di Malaysia
Diduga terlibat kelompok ISIS, 1 WNI ditangkap di Malaysia. Penangkapan terhadap WNI atas nama inisial MAA (23) asal Jawa Timur dilakukan Rabu (17/1). Lelaki yang berprofesi sebagai guru ini ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia.
Seorang WNI dan WN Malaysia diamankan kepolisian negeri jiran. Keduanya ditangkap setelah diduga terkait kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Pada hari Senin tanggal 22 Januari 2018, telah diperoleh siaran media dari pihak PDRM, yang menyatakan telah mengamankan 2 orang yang diduga terlibat dalam kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Di samping itu juga diperoleh informasi melalui SB (Special Branch) PDRM," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto melalui keterangan tertulis, Jakarta, Senin (29/1).
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Bagaimana cara orang tersebut pamit dari grup WA Islami? Asalamualaikum. Halo teman-teman, dengan ini saya mengajukan izin untuk keluar dari grup. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, baik itu disengaja maupun tidak. Semoga sukses selalu untuk kalian semua! Wasalamu'alaikum.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Mengapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara penting? Strategi ini tidak hanya menyajikan aksi nyata yang mewujudkan visi Indonesia yang modern dan berkelanjutan, namun juga mewakili upaya nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, dan berkontribusi pada aksi iklim yang lebih luas di Asia dan Pasifik," ungkap Winfried Wicklein.
Menurut Setyo, dari keterangan kepolisian setempat keduanya ditangkap secara terpisah. WN Malaysia berumur 25 berprofesi guru madrasah ditangkap lebih dulu pada Sabtu (23/12) lalu.
"Ia ditangkap di Petaling Jaya, yang diduga merencanakan serangan terhadap pusat-pusat hiburan di Malaysia. Dia dilaporkan pernah dijebloskan ke penjara pada tanggal 9 November 2015, atas pelanggaran undang-undang antiteror Malaysia, sehingga dijatuhi hukuman penjara 18 bulan dan dibebaskan pada tanggal 9 November 2016," ujarnya.
Setyo mengatakan, otoritas keamanan Malaysia meyakini setelah bebas tersangka kembali aktif dalam militansi. Bahkan diduga merencanakan perampokan, penculikan atau pembunuhan warga non muslim.
Selain itu, tambah Setyo, WN Malaysia tersebut juga aktif untuk mempromosikan ideologi Salafi Jihadi kelompok ISIS melalui Facebook miliknya untuk merekrut anggota-anggota baru.
"Ia juga diduga mempunyai hubungan dengan beberapa bekas organisasi militan ISIS dan bekas anggota Kanan organisasi militan Malaysia (KMM) yang pernah ditahan di bawah hukum akta keamanan dalam negri (AKDIN) 1960," ucapnya.
Setelah itu, penangkapan kedua dilakukan pada Rabu (17/1) lalu, terhadap WNI atas nama inisial MAA (23) yang berasal dari Jawa Timur. Lelaki yang berprofesi sebagai guru ini ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Pada bulan November 2017, tersangka berencana untuk membunuh Sami (biksu) Buddha di Pudu Raya Kuala Lumpur, dengan berkeliaran di jalanan dan membawa pisau, sebagai tindakan pembalasan terhadap pemerintah Myanmar yang dianggap membunuh umat Islam. Tetapi tindakan tersebut tidak berhasil," tukasnya.
MAA juga diduga pernah berencana mencuri senjata dari markas Kepolisian Nasional Malaysia, dan di tempat-tempat kantor polisi dan kemah-kemah tentara untuk digunakan dalam serangan di Malaysia dan Indonesia.
"Pada tanggal 17 Januari 2018 dia diduga telah membuat rencana serangan terhadap pihak kepolisian dengan merekam video Balai Polis Travers dan Ibu Pejabat Polis (Mabes) Bukit Aman (PDRM). Yang bersangkutan juga akan melihat peta lokasi balai polis berkenaan melalui Google Map sebelum merencanakan serangan," tukasnya.
WNI ini ternyata telah berkomunikasi dengan seorang pimpinan kanan organisasi militan ISIS melalui aplikasi WhatsApp dan mencoba merekrut beberapa orang WNI untuk mengikuti organisasi militan ISIS tersebut. Untuk membuktikan bahwa organisasi militan ISIS masih aktif di Malaysia.
"Tersangka telah menaikan bendera organisasi ISIS di lokasi kerja kontrak bangunan dimana dia bekerja," tandasnya.
Kedua tersangka tersebut ditangkap karena diduga melakukan kesalahan di bawah pasal keamanan yang berkaitan dengan kekerasan, dan dalam akta 754 dan akan diproses hukum mengikuti undang-undang Malaysia bagian keamanan 2012 akta 747.
Baca juga:
Hendak kibarkan bendera ISIS di Gunung Sumbing, 2 orang ditangkap
Bukan untuk berperang di Indonesia
Panglima ISIS dari UIN
Ramai-ramai sokong ISIS
Agar syariat Islam tegak di Indonesia
Kirim jihadis dukung ISIS
Kendali mujahid ISIS dari Cianjur