Diguncang gempa 4.1 SR, Gunung Agung makin kritis
Pergerakan gempa tremor hingga overscale terus terjadi secara menerus dalam beberapa menit hari ini, hingga sempat menghasilkan gempa magmatik dengan kekuatan 4.1 SR. Hal itu menjadikan Gunung Agung di Bali makin tambah kritis.
Pergerakan gempa tremor hingga overscale terus terjadi secara menerus dalam beberapa menit hari ini, hingga sempat menghasilkan gempa magmatik dengan kekuatan 4.1 SR. Hal itu menjadikan Gunung Agung di Bali makin tambah kritis.
Laporan dari BMKG, gempa kekuatan 4.1 SR terjadi di 48 kilometer barat laut wilayah Karangasem. Gempa dengan kedalam 10 km ini terjadi pada pukul 10.58 WITA dan dirasakan warga di wilayah Nusa Dua dan Kabupaten Buleleng.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulakonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syabana mengatakan, bahwa suplai magma saat ini terus tumbuh ke permukaan.
Menurutnya aktivitas tinggi Gunung Agung diindikasikan dengan masih terekamnya kegempaan vulkanik dalam. Artinya masih ada tekanan berlebih di Gunung Agung.
Selain gempa vulkanik dalam, Devy menyebut seismograf yang dipasang di sekeliling Gunung Agung juga masih merekam adanya gempa low frekuensi yang mengindikasikan terjadinya pertumbuhan lava di permukaan. Menurutnya, gempa low frekuensi terekam masih amat banyak.
"Kemarin, perekaman gempa low frekuensi terbanyak yakni 44 kali. Sekarang dalam 12 jam terakhir sudah ada 17 gempa low frekuensi, gempa vulkaniknya 11 kali. Salah satu indikasi lain bahwa Gunung Agun masih pada masa kritis," papar dia di Pos Pengamatan Gunung Agung, di desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (6/12).
Menurutnya, gempa tektonik lokal yang terekam bukan gempa yang disebabkan oleh stres pada sesar.
"Yang terjadi itu tergantung posisinya di mana. Tapi itu adalah stres yang dilepaskan oleh sesar. Tapi sumber sesarnya sendiri masih dalam kaitannya dengan aktivitas Gunung Agung. Stres itu bisa terbentuk karena adanya tekanan dari magma," jelas dia.