Din Syamsuddin bertemu Aung San Suu Kyi minta etnis Rohingya diakui
Menurut Din, tiada lain jalan lain, kecuali mengembangkan koeksistensi damai dan dan pengakuan kewarganegaraan bersama bagi seluruh rakyat. Ia pun meminta ada pengakuan dan pemberian hak kewarganegaraan bagi etnis Rohingya yang kebetulan beragama Islam.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi salah satu dari sejumlah tokoh agama dunia yang menemui Perdana Menteri Myanmar Aung San Suu Kyi di Ibu Kota Myanmar Pyi Pyi Twa, Jumat (25/5) lalu. Pertemuan tersebut membahas perdamaian rohingya.
Din yang merupakan utusan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban (UKP-DKAAP) menyampaikan perkembangan di Myanmar, terutama di Provinsi Rakhine, menimbulkan keprihatinan kawasan Asia Tenggara dan bahkan dunia. Maka perlu diatasi secara tepat.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Dimana Rohingya itu ditemukan? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa sebenarnya itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Kenapa pengungsi Rohingya datang ke Indonesia? Para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar.
Menurut Din, tiada lain jalan lain, kecuali mengembangkan koeksistensi damai dan dan pengakuan kewarganegaraan bersama bagi seluruh rakyat. Ia pun meminta ada pengakuan dan pemberian hak kewarganegaraan bagi etnis Rohingya yang kebetulan beragama Islam.
Aung San Suu Kyi menyatakan Myanmar mengamalkan demokrasi dan oleh karena itu sangat menghargai hak-hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi. Masalah di Provinsi Rakhine dan wilayah lain di Myanmar akan dapat diselesaikan dengan semangat perdamaian dan rekonsiliasi.
Sejumlah tokoh agama dunia, antara lain Supreme Patriach Sri Langka, Supreme Patriach Kamboja, President of Risho Kosakai dari Jepang Rev. Niwano (ketiganya adalah tokoh umat Buddha dunia), Bishop Gunnar Stalsett, tokoh Kristiani Eropa, Madame Vinu Aram, tokoh umat Hindu dari India, dan Rev. Koichi Sugino, Wk Sekjen Religions for Peace Internasional dari New York, serta Din Syamsuddin, President of Asian Conference on Religions for Peace/ACRP, bersama para tokoh lintas agama Myanmar menemui Aung San Su Ki untuk menyampaikan surat para tokoh Agama dunia untuk Bangsa Myanmar.
Surat yang dihasilkan dari Konsultasi Tingkat Tinggi selama dua hari sebelumnya di Yangon mengandung pesan dan ajakan kepada pemerintah dan rakyat Myanmar untuk menyelesaikan konflik bernuansa agama dan etnis di Myanmar dgn semangat kemanusiaan, perdamaian, dan rekonsiliasi.
Aung San Suu Kyi menerima dengan senang hati surat tersebut, termasuk usulan delegasi adanya Konferensi Internasional tentang Myanmar pada Oktober 2018.
Baca juga:
Amnesti Internasional: Ada bukti kelompok bersenjata Rohingya bantai Hindu di Rakhine
Terinspirasi anak Rohingya, Indonesia promosikan perdamaian dunia lewat sepak bola
Wamenlu RI minta agar pengungsi Rohingya terus berpikir positif
Akhirnya Pemerintah Myanmar izinkan PBB masuk ke Rakhine
Menkum HAM serahkan nasib pengungsi Rohingnya ke Pemda Aceh
Indonesia akan minta Myanmar perbanyak izin akses bantuan buat warga Rohingya