Diprotes nelayan, ini alasan Undip beri gelar doktor ke Menteri Susi
Pihak Undip mengaku telah melakukan penilaian secara akademik terkait kebijakan yang telah diambil Menteri Susi selama menjadi menteri. Mulai dari kebijakan tentang sisi kedaulatan dan keadilan di bidang kelautan dan kemaritiman.
Rencana pemberian gelar doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuai protes khususnya dari nelayan. Pihak Undip Semarang mengaku sudah melakukan pengkajian, pertimbangan dan tetap memutuskan bahwa Menteri Susi layak untuk menerima gelar doktor honoris causa yang akan diberikan Sabtu (3/12) besok.
"Mungkin orang bertanya, ini kan tidak lulus SMA. Oke, tapi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) diakui beliau masuk kategori 9, itu bukan barang gampang. Itu level tertinggi. Menetapkan standar kerja nasional, menjadi satu pelajaran penting melanjutkan melakukan perangkingan, bahwa orang hebat tidak harus selalu dari perguruan tinggi. Ibu Susi ada di kelompok itu," kata Rektor Undip Semarang, Yos Johan saat jumpa pers di Gedung Rektorat, Kawasan Kampus Undip, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/12).
Pihaknya mengaku telah melakukan penilaian secara akademik terkait kebijakan yang telah diambil Menteri Susi selama menjadi menteri. Mulai dari kebijakan tentang sisi kedaulatan dan keadilan di bidang kelautan dan kemaritiman.
"Cara menilai gelar doktor ini gelar akademik, maka dinilai secara akademik. Kami lakukan penilaian dari sisi akademik (metode dalam kebijakan) ini bukan karena menteri, tapi seorang mengambil kebijakan. Dimulai dari kedaulatan. Negara manapun, mempunyai laut besar, masalah kedaulatan penting. Lalu masuk sisi lain, keadilan. Keadilan ini dilihat bagaimana praktik perikanan dan kelautan," ungkap Yos.
Kemudian penilaian dari sisi yang lain, seperti melarang lobster dengan Permen Nomor 1 Tahun 2015 tentang larangan menangkap lobster dalam ukuran tertentu harus dilepas sesuai dengan metode. Selain itu juga kebijakan Permen Nomor 2 Tahun 2015 tentang pelarangan penggunaan pukat hela dan pukat tarik alias cantrang karena berakibat pada kerusakan lingkungan.
"Sisi yang lain melanjut lagi sustainable, melarang lobster, jaring merusak adalah sesutu yang secara metode tidak terbantahkan, ini peduli pada lingkungan," ujarnya.
Kemudian, berdasarkan sudut pandang politik, kinerja Menteri Susi telah membangun kerjasama dunia internasional bahwa illegal fishing adalah musuh bersama bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat dalam hal ini nelayan.
"Dari segi politik, terbangun kesamaan dengan dunia internasional pikiran musuh bersama adalah illegal fishing. Lalu, titik terakhir kesejahteraan, ini metode akademik menjadi suatu hal yang keseluruhan dan ilmu pengetahuan, terutama perikanan. Lalu, konsistensi akademik dan aksi. Terbukti dalam praktik, peringatan, nilai tawar, nilai apresiasi pada nelayan, produk nelayan mulai tumbuh. Kami melihat sebagai hal yang akademik," bebernya.
Undip menurut Yos sesuai dengan peraturan mempunyai kewenangan memberi gelar kehormatan kepada seseorang. Namun, proses pemberian gelar tidak hanya begitu saja melainkan melalui tahapan yang tidak mudah untuk dilalui.
"Dari segi KUM, dimulai PP 52 2015 sebagian PTN Badan Hukum mempunyai kewenangan memberi gelar kehormatan. Lalu Permenristekdikti, Peraturan Rektor Undip 15 Tahun 2016, cukup melelahkan menyusun, masukan dari para guru besar. Mereka terdiri dari Prof Jamal, Prof Sudharto, Prof Indah Sulistiyowati, Retno Saraswati, Retno Anggoro, Prof Zainuri. Orang merangkum semua dibuktikan tidak hanya secara akademik. Di tingkat universitas, lalu senat akademik, setengahnya guru besar. Hasilnya menyetujui, lalu proses pembimbingan membuat pidato pengukuhan," terangnya.
Yos menambahkan jika pemberian gelar ini tidak semata-mata karena Susi Pudjiastuti adalah seorang menteri. Namun, segala langkah, kebijakan dan pertimbangan serta mengambil keputusan adalah sebagai tindakan ilmiah.
"Kami punya PIP (Pola Ilmiah Pokok), mensinergikan kedaulatan, kesejahteraan dan poros maritim. Melihat ada fenomena tokoh melihat itu, tidak setujui prosesnya tidak mudah. Yang diberikan bukan menteri, tapi sosok beliau dalam melakukan dan menerjemahkan, menganilisis, mengambil tindakan itu dianggap sebagai tindakan ilmiah. Maka, Ibu Susi juga diangkat sebagi alumni kehormatan Undip," pungkas Yos Johan.
-
Siapa suami dari Susi Pudjiastuti? Anak Susi Pudjiastuti Nadine Kaiser adalah anak dari Susi dan mantan suaminya, Daniel Kaiser, yang berasal dari Swiss.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kapan Yoyok Sukawi menjadi Asisten Manajer PSIS Semarang? Pada usia 19 tahun, ia sudah menjadi seorang Asisten Manajer.
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Bagaimana cara Susi Pudjiastuti menunjukkan keakraban dengan Prabowo? Baik Prabowo maupun Susi keduanya turun langsung untuk ikut melepas tukik ke laut. Raut bahagia tampak jelas di wajah dua sosok besar tanah air ini. Setelah selesai melakukan kegiatan sosial, Prabowo dan Susi sempat bercengkrama sambil masak bersama. Keakraban keduanya sangat terlihat dalam momen spesial ini.
Baca juga:
Menteri Susi merasa tak pantas diberi gelar doktor oleh Undip
Menteri Susi: Bangsa kita harusnya bisa sejahtera dari SDA lautan
Menteri Susi: Saya sudah tenggelamkan 256 kapal, 50 lagi menunggu
Menteri Susi: Dunia sadar jumlah ikan sudah turun 80 persen
Adik Gus Dur: Menteri Susi bisa kalahkan Donald Trump