Disebut masuk bursa Pilgub Jatim, Anas pilih fokus di Banyuwangi
Disebut masuk bursa Pilgub Jatim, Anas pilih fokus di Banyuwangi. Mantan anggota DPR RI ini menegaskan, sampai saat ini masih ingin fokus membangun dan mengembangkan pariwisata di daerahnya.
Nama Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas disebut-sebut bakal menjadi kandidat kuat calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2018. Setidaknya, berdasarkan hasil riset dua lembaga kajian politik, namanya masuk empat besar mengalahkan sejumlah nama top lainnya.
Lembaga The Initiative Institute misalnya. Lembaga yang digawangi Airlangga Pribadi ini mencatat nama Anas sebagai tokoh hebat keempat setelah Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Mensos Khofifah Indar Parawansa.
Terbaru, Rabu kemarin (12/4), Lembaga Berpikir Institute juga merilis risetnya dengan mencatat hasil yang sama. Khofifah, Gus Ipul, Risma dan Anas menjadi tokoh populer yang layak memimpin Jawa Timur mengalahkan sejumlah nama hebat. Salah satunya Ketua DPW Partai Kebangkitan Bansa (PKB) Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar.
Menanggapi hasil riset dua lembaga ini, Anas menjawab enteng. Jabatan gubernur atau bupati, tak ada bedanya. Sama-sama melayani masyarakat, meski cakupan wilayahnya lebih kecil dibanding gubernur.
"Jangan ngomong soal Pilgub deh. Tapi intinya, saya berterima kasih pada media, atau pengamat yang mengapresiasi kinerja kami di Banyuwangi," kata Anas usai acara Rapat Koordinasi Kerja Sama dengan Lembaga Bank Pembangunan Asia (ADB) di Surabaya, Kamis (13/4).
Mantan anggota DPR RI ini menegaskan, sampai saat ini masih ingin fokus membangun dan mengembangkan pariwisata di daerahnya. "Jadi saya lebih milih fokus di Banyuwangi saja. Toh di Banyuwangi atau Jatim sama-sama bermanfaatnya, sama-sama berusaha memberi yang terbaik bagi publik," ucapnya.
Terlebih, lanjutnya, dia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan hingga akhir masa jabatannya. "Seperti pengentasan masalah kemiskinan dan peningkatan layanan pendidikan serta kesehatan di Banyuwangi misalnya. Itu belum masalah sektoral bidang ekonomi seperti penguataan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pertanian serta infrastruktur."
Dan agar semua program yang dicanangkan itu sukses, perlu keseriusan. Apalagi daerah kecil-menengah seperti Bumi Blambangan butuh SDM mumpuni untuk mengejar ketertinggalan. Berbeda dengan kota besar seperti Surabaya yang memiliki stok SDM unggul.
"Jadi saya kira dalam bekerja perlu prioritas, perlu fokus. Maka saya pilih konsentrasi di Banyuwangi. Tidak perlu berpikir soal mobilitas politik, termasuk soal Pilgub tahun depan."
"Aktivitas saya, kalaupun itu disebut aktivitas politik, itu berkaitan dengan lobi kolega di pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka membantu pengembangan Banyuwangi," tutupnya.