Diserang Hama Ulat, Ratusan Hektare Sawah di Garut Terancam Gagal Panen
Menurut Endi, dalam kondisi normal dirinya bisa menghasilkan lebih dari satu ton gabah basah dari satu petakan sawah miliknya seluas 200 tumbak. Dengan adanya serangan ulat ini, dia memperkirakan hanya akan mendapatkan beberapa kwintal gabah saja.
Ratusan hektare sawah di Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul diserang hama ulat. Kondisi tersebut menjadikan sawah-sawah milik sejumlah petani itu terancam gagal panen di musim ini.
"Hama ulat menyerang padi-padi yang belum matang, atau beberapa puluh hari sebelum masa panen tiba. Yang diserang hampir seluruh padi yang tersebar di sawah-sawah ini," kata Endi Ruswandi (53), salah seorang petani di Panawuan, Jumat (6/9).
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
-
Apa yang terjadi di pesta hajatan di Garut? Sebuah hajatan di Kabupaten Garut punya cara sendiri dalam menghibur tamu undangan. Pemilik acara mengundang pasien rehabilitasi kelainan jiwa sebagai penyanyi di acara tersebut.
-
Bagaimana bentuk kerajinan perak Koto Gadang? Dilansir dari laman indonesiakaya.com, kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau. Hal ini sedikit menimbulkan kesan tidak menyolok mata saat digunakan.
-
Bagaimana gerakan tarian Gegerit? Ciri khas dari Tari Gegerit ini adalah setiap penari harus bergerak patah-patah dalam keadaan setengah jongkok sambil terus memainkan sayap yang ada di bahunya.
-
Apa saja tempat wisata alam yang ditawarkan di Garut? Garut menawarkan berbagai macam wisata alam, seperti wisata gunung, wisata pantai, wisata air terjun, wisata kebun teh, wisata hutan, dan wisata air panas.
-
Apa yang dicetak oleh Peruri? Peruri juga berfungsi membuat dokumen negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Dokumen Keimigrasian dan Benda Meterai guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan instansi yang berwenang.
Menurut Endi, dalam kondisi normal dirinya bisa menghasilkan lebih dari satu ton gabah basah dari satu petakan sawah miliknya seluas 200 tumbak. Dengan adanya serangan ulat ini, dia memperkirakan hanya akan mendapatkan beberapa kwintal gabah saja.
Dia menyebut, penurunan hasil panen yang drastis dipastikan akan dialami oleh seluruh petani yang menanam dan terserang hama ulat.
"Jujur saja serangan hama ulat ini baru kali ini terjadi. Biasnya hama tikus saja. Tapi kalau tikus tidak separah ini," jelasnya.
Petani lainnya, Ami (44) mengaku dengan adanya kondisi ini ia bersama para petani lainnya balapan panen dengan ulat-ulat yang menyerang padi. "Satu malam, satu petakan sawah bisa habis. Jadinya kita tidak bisa menikmati padi yang kita tanam," ucapnya.
Ia berharap agar pemerintah memerhatikan nasib para petani di Panawuan karena selama ini menurutnya beras yang dihasilkan sudah terkenal layaknya Cianjur. Para petani sendiri sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
"Belum ada tanggapan serius juga dari Dinas," tutupnya.
Baca juga:
Menjaga Ketahanan Pangan Melalui Pelatihan Bercocok Tanam
Menko Darmin Soal Bea Masuk Pangan Impor: Itu Baru Diskusi Saja
Kementan Perkirakan Harga Cabai Mulai Turun Akhir Bulan ini
Pemerintah Berencana Naikkan Tarif Bea Masuk Produk Pangan Impor
Uni Emirat Arab Tertarik Investasi di Kalteng Sebesar Rp7,10 Triliun
Nilai Tukar Petani Naik 0,58 Persen di Agustus 2019