Ditanya soal Pilkada Banyuwangi, ini jawaban Bupati Anas
Anas mengaku tengah konsentrasi pada agenda-agenda Banyuwangi di sepanjang Tahun 2015 ini.
Kabupaten Banyuwangi salah satu dari 19 daerah di Jawa Timur yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Desember 2015 mendatang. Bupati Abdullah Azwar Anas, dikabarkan akan kembali maju meramaikan kontestasi tersebut.
Sayangnya, Anas masih malu-malu membeberkan niatnya kembali maju tersebut. "Kita lihat saja nanti perkembangannya, kita mengalir sajalah," jawabnya diplomatis saat singgah beberapa jam di Surabaya, Kamis (12/3).
Saat ini, dia mengaku tengah konsentrasi pada agenda-agenda Banyuwangi di sepanjang Tahun 2015 ini. Terhitung sejak bulan Januari hingga Desember, ada 38 agenda, terdiri dari festival budaya hingga musik. Agenda-agenda tersebut merupakan acara tahunan untuk meramaikan destinasi seni dan budaya setempat.
Padatnya agenda di Banyuwangi ini, kata Anas, tidak akan berpengaruh pada Pilkada di Bumi Blambangan, sebutan lain Banyuwangi.
"Sampai saat ini, saya belum mikir Pilkada. Di Banyuwangi itu yang berjalan adalah sistem. Jadi agenda-agenda di Banyuwangi, tidak akan berpengaruh dengan agenda Pilkada," dalihnya lagi.
Seperti diketahui, sejak terpilih sebagai bupati pada Pilkada 2010 lalu, politisi yang merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) itu, telah merubah wajah Tanah Osing menjadi kota wisata dengan investasi yang meningkat drastis, hampir menyalip income kota-kota lain di Jawa Timur. Sekadar tahu, nilai investasi di Banyuwangi pada 2012, tercatat Rp 1,19 triliun. Kemudian meningkat 280 persen menjadi Rp 3,38 triliun di Tahun 2013.
Pada medio 2014, Anas mencatatkan nilai investasi daerahnya menjadi Rp 3,44 triliun atau naik 1,7 persen. Hingga awal Maret 2015, investasi yang sudah masuk mencapai Rp 586,57 miliar.
Peningkatan investasi, kata Anas, mendorong kesejahteraan masyarakat. Saat ini, pendapatan per kapita masyarakat di Banyuwangi, naik tajam. Di Tahun 2010, pendapatan per kapitanya hanya mencapai dari Rp 14,97 juta. Kemudian naik sekitar 70 persen atau menjadi Rp 25,5 juta di Tahun 2014.
"Untuk pendapatan domestik regional bruto (PDRB) naik tajam, yaitu 71 persen atau dari Rp 23,56 triliun di Tahun 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada 2014," ucap Anas.