Djarot: Negara tak boleh kalah dengan pelaku intimidasi
Djarot: Negara tak boleh kalah dengan pelaku intimidasi. Hadirnya negara dan pihak kepolisian untuk menghindari terjadi bentrok dan untuk memastikan kalau Indonesia negara hukum.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan tindakan persekusi sudah meresahkan dan harus ditindak tegas. Djarot menengaskan pihak-pihak yang menjadi korban dari persekusi harus melaporkan ke pihak kepolisian, ini terkait banyaknya kelompok-kelompok ormas yang membuka aduan untuk korban persekusi.
"Sudah ada ini kelompok-kelompok yang akan menjadi tempat untuk pengaduan. Pengaduan-nya bukan ke situ, pengaduan-nya tetap di kepolisian bukan di kelompok-kelompok masyarakat, ini berbahaya," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (5/6).
Untuk itu dirinya berharap negara dan kepolisian berada digaris depan untuk melindungi warganya dari tindakan persekusi.
"Oleh karenanya kepolisian harus di garda terdepan, kalau itu dilakukan oleh ormas maka ormasnya itu harus dilakukan tindakan. Atau dilakukan oleh oknum ormas. Dia harus bertanggung jawab dan kepolisian harus didepan," katanya.
Hadirnya negara dan pihak kepolisian untuk menghindari terjadi bentrok dan untuk memastikan kalau Indonesia negara hukum.
"Saya sampaikan bahwa negara tidak boleh kalah dengan mereka-mereka yang melakukan tindakan-tindakan di luar koridor hukum, main hakin sendiri, intimidasi pengeroyokan, perburuan orang ini enggak boleh dibiarkan," katanya.
"Supaya apa? supaya tidak terjadi bentuk bentrok horizontal, dan negara tidak boleh kalah dengan tekanan-tekanan seperti itu. Kita itu negara hukum ya."
Sebelumnya, Dokter Fiera Lovita sempat mendapat intimidasi setelah mengunggah statusnya di media sosial facebook perihal pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab.
Dalam statusnya, Fiera menyebutkan sindiran terhadap Rizieq Syihab tak kembali ke Indonesia terkait dengan kasus dugaan percakapan (chat) mesum dituduhkan padanya dengan wanita bernama Firza Husein. "Pertama memang ada, beliau melapor, dari Polres Solok datang. Oleh sebab itu diminta datang semua ke Polres, bikin konpers bersama," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Setyo mengatakan berdasarkan laporan dari Kapolda Sumatera Barat, Brigjen Fakhrizal, bahwa yang berangkutan yakni Fiera kemudian menyampaikan permintaan maaf atas status dibuatnya itu kepada pihak FPI. "Artinya setelah Dokter Fiera Lovita itu sudah menyatakan dengan tulus minta maaf dan selesai, tidak ada lagi intimidasi ke rumahnya. Itu sudah di cek ke warga sekitar situasi sudah kondusif," jelasnya