Domba Khas Banjarnegara Dipamerkan di Dieng Culture Festival 2019
Harga normal Domba Batur sekitar Rp 3,5 Juta. Namun, ada juga yang memiliki harga hingga Rp 23 Juta. Tingginya harga tidak lepas dari berat Domba Batur yang mencapai 150 Kg.
Dieng Culture Festival 2019 dimanfaatkan Banjarnegara untuk memperkenalkan kekayaan yang mereka miliki. Tidak seni dan budaya lokal. Festival juga memperkenalkan domba khas Banjarnegara, Batur.
Domba-domba ini diperkenalkan dalam Festival Domba Batur, Sabtu (3/8), di Lapangan Arjuno, Dieng. Sebanyak 100 peserta dengan Domba Batur, ikut event ini. Disajikan juga Lomba Cukur Bulu Wol, Lomba Mewarnai Gambar Anak, hingga Gerakan Minum Susu.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa yang terjadi pada Desa Wonorejo di Kalimantan Selatan? Di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa yang kini telah hilang. Dulu desa itu bernama Wonorejo. Desa tersebut dulunya ditempati oleh orang-orang transmigran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
-
Kapan perundingan di Wonosobo terjadi? Dalam kumpulan foto yang diunggah kanal YouTube Album Sejarah Indonesia, tergambar momen-momen perundingan antara pihak TNI dan militer Belanda dalam peristiwa penyerahan wilayah Wonosobo, Jawa Tengah, dari Belanda ke pihak Republik Indonesia pada 18 Oktober 1949.
-
Apa yang terjadi setelah perundingan Wonosobo berakhir? Setelah perundingan berakhir, fotografer Belanda memotret para delegasi TNI di depan gedung perundingan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
"Dieng Culture Festival sangat kaya. Selain warna seni dan budaya, ada potensi ternak yang bagus dari Domba Batur. Event ini pun menjadi panggung promosi yang ideal. Sebab, pergerakan wisatawannya sangat bagus di sana. Setelah event, popularitas Domba Batur akan naik terus," ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Sabtu (3/8).
Hingga 2018, jumlah Domba Batur di Banjarnegara sekitar 8.835 ekor. Jumlah tersebut dikembangkan 1.403 peternak. Mereka tersebar di Batur, Pejawaran, Wanayasa, Pagentan, dan Kalibening. Adapun jumlah ternak domba di Banjarnegara secara keseluruhan sekitar 52.358 ekor.
Rizki menilai, Domba Batur sangat potensial dikembangkan.
"Dengan promosi memadai, nilai bisnis Domba Batur sebagai komoditinya akan naik. Hal ini bagus secara ekonomi bagi para peternaknya. Manfaat Domba Batur sangat banyak. Daging dan Bulu Wolnya sama-sama bisa dimanfaatkan," lanjut Rizki.
Daging Domba Batur bisa diolah menjadi banyak varian kuliner. Untuk Bulu Wol dimanfaatkan menjadi beberapa produk kreatif. Konsepnya melalui lukisan, souvenir, bahkan perlengkapan tidur seperti bantal atau guling. Lukisan dari Bulu Wol dibanderol Rp30 Ribu hingga Rp300 Ribu. Untuk souvenir dibentuk boneka dan gantungan kunci dengan harga Rp10 Ribu hingga Rp50 Ribu.
Salah satu penghasil kerajinan Bulu Wol adalah Kelompok Tani Maju Bersama. Alamatnya di Batur, RT9/RW3, Banjarnegara. Produk kreatif mereka tersebar di wilayah Banjarnegara hingga Pekalongan. Distribusinya ke Pekalongan pun relatif rutin.
Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, Domba Batur menambah unik Dieng Culture Festival 2019.
"Dieng Culture Festival semakin unik dengan kehadiran Domba Batur tersebut. Kehadirannya memang menyita perhatian, apalagi jumlahnya banyak dan dikumpulkan di satu lokasi khusus. Dari promosi di Dieng Culture Festival, diharapkan nilai ekonomi Domba Batur semakin kompetitif," kata Esthy.
Harga normal Domba Batur sekitar Rp 3,5 Juta. Namun, ada juga yang memiliki harga hingga Rp 23 Juta. Tingginya harga tidak lepas dari berat Domba Batur yang mencapai 150 Kg.
"Selalu ada keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Diikutkan dalam lomba, Domba Batur yang ditampilkan memenuhi berbagai persyaratan khusus," kata Esthy.
Domba Batur memiliki karakteristik unik. Bulunya putih tebal. Warna keseluruhan putih. Garis muka Domba Batur berbentuk Cembung. Lebih unik lagi, domba jantan dan betinanya sama-sama memiliki tanduk. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono memaparkan, Domba Batur salah satu kekayaan yang harus dilindungi.
"Domba Batur menjadi daya tarik lain pariwisata Banjarnegara. Karakternya sangat unik dengan aneka manfaat. Domba Batur ini merupakan salah satu kekayaan di sini. Kualitasnya bagus, apalagi wilayah ini menjadi pusat pembibitan Domba Batur," papar Budhi.
Dieng Culture Festival 2019 mendapatkan apresiasi. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, festival sangat efektif sebagai media promosi.
"Festival bagus untuk promosi, bahkan potensi transaksi terbuka. Dieng Culture Festival luar biasa karena bisa menampung semua kekayaan dan potensi yang dimiliki Banjarnegara," tutupnya.
(mdk/hhw)