DPR: Memutus Sel Terorisme Bukan Hanya Beban Polri, TNI & BNPT Tapi Juga Masyarakat
"Paham radikalisme kerap menyelewengakan arti jihad fisabillillah, menyukai adanya kerusuhan dan kebencian kepada pemerintah serta menginginkan terbentuknya negara khilafah. Jangan sampai ada ruang bagi para paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, karena sangat membahayakan bangsa indonesia," ujarnya.
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengajak masyarakat untuk membantu peran pemerintah dan aparat keamanan dalam melakukan upaya pencegahan dan menangulangi maraknya aksi teror.
"Semua harus terlibat dalam memutus sel-sel baru jaringan terorisme, bukan hanya dibebankan kepada aparat kepolisian, TNI dan BNPT, namun seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan lapisan masyarakat untuk menjaga masuknya paham radikalisme di tengah masyarakat," Kata Azis Syamsuddin, Kamis (1/4).
-
Siapa yang melaporkan Dewan Pengawas KPK ke Mabes Polri? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara perihal Nurul Ghufron yang melaporkan Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Bareskrim Mabes Polri dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Kapan THR PNS Depok dicairkan? Pemberian THR bagi ASN Depok direalisasikan pada Selasa (26/3). Pencairan dilakukan setelah adanya Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 15 tahun 2024 tentang Teknis Pemberian THR dan Gaji 13.
-
Kapan seleksi tingkat Mabes Polri untuk calon taruna Akpol yang lulus di Polda NTT? Mereka yang lulus masih akan mengikuti seleksi di tingkat Mabes Polri pada 7 Juli hingga 1 Agustus 2024.
-
Kapan DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Kenapa DPR mengapresiasi Polri dalam melakukan patroli siber selama Pilkada? Langkah antisipasi Polri ini pun lantas turut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut berharap, Polri dapat bekerja maksimal dalam memantau kondusifitas ruang digital selama Pilkada, terutama terkait hoaks dan ujaran kebencian.
Politikus Golkar itu menjelaskan peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam memberikan edukasi serta informasi pemahaman agama yang sesuai kaidah. Sehingga masyarakat dapat memilah terhadap pemahaman agama yang baik dan pemahaman yang mengandung paham radikalisme yang kerap mengatasnamakan jihad fisabillillah.
"Paham radikalisme kerap menyelewengakan arti jihad fisabillillah, menyukai adanya kerusuhan dan kebencian kepada pemerintah serta menginginkan terbentuknya negara khilafah. Jangan sampai ada ruang bagi para paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, karena sangat membahayakan bangsa indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Azis berharap pemerintah untuk dapat mengedepankan pemahaman nilai-nilai pancasila dengan selalu mensosialisasikan ideologi pancasila di seluruh lapisan masyarakat. Hal itu guna terwujudnya persatuan dan kesatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pancasila di era globalisasi terkesan kurang digaungkan, padahal nilai nilai pancasila sangat penting dalam menyelesaikan masalah intoleransi, radikalisme dan terorisme," tutupnya.
Sesosok orang tak dikenal itu nampak berjalan dari gerbang belakang menuju gerbang utama Mabes Polri. Dia memakai gamis hitam. Bercadar dan berkerudung biru serta memakai sepatu kets. Tangan sebelah kiri nampak menenteng map kuning. Gerak gerik orang itu terpantau kamera pengawas salah satu di Kompleks Mabes Polri.
Dalam video berdurasi 1,38 detik yang beredar di media sosial, orang itu terlihat menghampiri seorang polisi di pos penjaga pintu masuk utama kompleks Mabes Polri. Polisi itu tengah duduk di bangku depan pos. Membelakangi orang mencurigakan tersebut. Suara panggilan 'mohon dimonitor' terdengar dalam rekaman CCTV tersebut. Polisi itu lantas masuk ke pos penjaga.
Langkah polisi tersebut diikuti. Sembari mengambil sesuatu dari belakang tubuhnya, orang itu lalu mendekati pos penjaga. Dia lantas menodongkan diduga senjata jenis pistol ke dalam pos penjagaan.
Sejumlah personel polisi keluar dari pos penjagaan samping. Namun mereka berusaha mencari perlindungan setelah mendapati orang tak dikenal itu menodongkan senjata.
Orang itu sesekali berputar-putar di depan pos penjaga. Terdengar beberapa kali letusan. Tak berselang lama, orang itu terlihat tumbang di dekat area parkir pos penjagaan. Dia diduga dilumpuhkan aparat. Namun gerakan masih terlihat di kakinya.
Anggota gegana berpakaian pelindung sempat mengecek benda yang berada dekat jasad itu. Sekitar pukul 17.15 WIB, Rabu (31/3), orang berpakaian hitam itu masih terbaring di jalan utama. Tak lama anggota gegana itu mengangkat jempol menandakan aman dari bahan peledak.
Beberapa polisi bersenjata laras panjang kemudian mendekat dan memeriksa orang itu untuk mengidentifikasi jenazah. Hingga pukul 17.27 WIB, jenazah belum dievakuasi. Sebelum magrib akhirnya orang itu dibawa ke RS Polri Kramat Jati, untuk diautopsi.
Baca juga:
Penyerang Mabes Polri Sudah Dimakamkan di TPU Pondok Rangon Dini Hari Tadi
Pagi Ini, Mabes Polri Masih Dijaga Ketat Usai Ada Penyerangan
Intip Tiga Aksi Dilakukan Penyerang Sebelum Berangkat Meneror Mabes Polri
Pagi Ini, Rumah Penyerang Mabes Polri Tampak Sepi
Tetangga Berusaha Menguatkan Keluarga ZA Usai Penyerangan Mabes Polri