Dr Andani Rogoh Rp850 Juta Uang Pribadi Demi Lab Spesimen Covid-19
Ia dan tim menggunakan peralatan dan fasilitas yang sederhana. Meskipun sederhana, namun mampu memeriksa hingga 2.600 spesimen dalam sehari. Semua orang di dalam tim bekerja keras setiap harinya secara bergantian selama 24 jam.
Kepala Laboratorium (lab) Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, dr. Andani Eka Putra, menceritakan pengalamannya saat mengoperasikan laboratorium yang ia pimpin selama pandemi Covid-19. Ia mengatakan, pada awalnya, semua serba terbatas. Termasuk dana.
Ia dan tim menggunakan peralatan dan fasilitas yang sederhana. Meskipun sederhana, namun mampu memeriksa hingga 2.600 spesimen dalam sehari. Semua orang di dalam tim bekerja keras setiap harinya secara bergantian selama 24 jam.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Mereka (tim lab) yang berjumlah sebanyak 60 orang, bekerja secara bergantian selama 24 jam. Targetnya setiap hari memeriksa ribuan spesimen," ujar Andani dalam siaran persnya, Senin (27/7).
Laboratorium yang ia pimpin memang baru beroperasi pada 20 Maret lalu. Pada awalnya, lab tersebut merupakan laboratorium mikrobiologi FK Unand. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akhirnya memberikan izin kepada lab Unand untuk dikembangkan menjadi pusat pelayanan diagnostik penyakit infeksi. Hingga akhirnya, Andani berhasil menjadikannya sebagai laboratorium infeksi biomedik.
Sebagai kepala lab, Andani mengaku bahwa dirinya yang menyiapkan dan melengkapi berbagai fasilitas di laboratorium. Misalnya dua mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), elisa reader, winston blood, dan sekat incubator.
Alumni FK Unand ini mengakui bahwa banyak peralatan yang ia beli menggunakan uang pribadinya. Totalnya bisa mencapai Rp850 juta.
Andani pun menghibahkan seluruh peralatan yang ia beli untuk kepentingan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Peralatan lab yang ia beli masih belum sepenuhnya mendukung penelitian. Ia akhirnya menawarkan kepada para dosen dan mahasiswa Unand dari berbagai bidang studi untuk mendukung laboratoriumnya.
Berkat kegigihannya, banyak bantuan berdatangan. Bahkan bukan hanya dari pihak Unand saja. Ia ingin memberikan kontribusi yang nyata kepada negara ini, khususnya Provinsi Sumatera Barat.
Berkat ketulusannya dalam membantu negara ini menangani pandemi Covid-19, Andani diberikan penghargaan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ‘Patriot Militan di Tengah Pandemi’.
Keberhasilannya dalam mengoptimalkan laboratorium Unand, membuat dirinya diminta membantu penanganan penyebaran virus di Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo.
Bukan hanya Andani saja. Doni juga meminta anggota tim pakar Satgas Covid-19 yang lain, yaitu dr. Aqua Dwipayana dan Ahmad Alghozi untuk membantu menghentikan penyebaran virus Corona di Sulsel. Hal ini dikarenakan tingkat penyebaran virus Corona di Sulsel masih tinggi. Totalnya ada 3.275 kasus positif Covid-19 di Sulsel. Dari 3.275 kasus, 154 orang telah meninggal dunia.
Andani pun bertemu dengan Direktur Utama (Dirut) lab Rumah Sakit (RS) Universitas Hasanuddin (unhas), Makassar. Ia juga diminta untuk mengoptimalkan lab RS Unhas.
Andani mengatakan bahwa optimalisasi pemanfaatan lab tersebut dapat dilakukan. Ia optimis ini dapat berjalan dalam waktu dekat, asal semua sarannya dipenuhi.
"Tadi pagi saya sudah ketemu dan diskusi dengan Dirut Rumah Universitas Hasanuddin Makassar Prof Syafri kamsul Arif, Ibu Dr Rizalinda (lab mikro), dan Prof Nasrum Massi (lab mikro/Wakil Rektor 4 Universitas Hasanuddin). Sekaligus melihat laboratoriumnya yang lebih baik dari milik Universitas Andalas," ucap Andani.