Dr Reisa: Rapid Test Masih Diperlukan untuk Deteksi Orang Terinfeksi Covid-19
Menurut Reisa, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pun merekomendasikan penggunaan rapid test.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, Reisa Broto Asmoro menegaskan, rapid test masih diperlukan untuk mendeteksi orang terinfeksi Covid-19. Ini menjawab permintaan sejumlah pihak agar rapid test dihentikan karena tidak berguna untuk melacak orang terpapar Covid-19.
"Berdasarkan beberapa kajian terkini mengenai pemeriksaan Covid-19, kami menyimpulkan bahwa rapid test masih diperlukan sebagai upaya yang bisa membantu untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak," katanya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (18/7).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Reisa menjelaskan, berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 revisi kelima oleh Kemenkes bahwa rapid test tidak digunakan untuk kepentingan diagnostik. Melainkan hanya digunakan untuk penapisan atau skrinning pada populasi tertentu yang dianggap berisiko tinggi terhadap Covid-19.
"Pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan PCR atau tes dengan sampel swab, rapid test menguatkan pelacakan erat dan pada kelompok-kelompok rentan risiko," ujarnya.
Menurut Reisa, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pun merekomendasikan penggunaan rapid test. Namun, hanya untuk tujuan penelitian epidemiologi atau penelitian lainnya yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian virus SARS-CoV-2.
"Penggunaan rapid test mengikuti perkembangan teknologi terkini dan rekomendasi dari WHO," ucap dia.
Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini menambahkan, Indonesia kini bisa membuat alat rapid test sendiri dengan tingkat akurasi yang tinggi. Ini diyakini dapat membantu untuk mendeteksi orang terpapar Covid-19 secara meluas.
Baca juga:
Kasus Kekerasan Pada Perempuan Naik 75 Persen di Masa Pandemi, Harus Disikapi Serius
Vaksin Covid-19 Dikembangkan Indonesia Diprediksi Tersedia Pertengahan 2021
Tiga Kunci Menuju New Normal di Tengah Pandemi Covid-19
Gugus Tugas Covid-19 Ingatkan Puncak Penularan DBD Bisa Terjadi di Pertengahan Tahun
Dokter Reisa Paparkan Survei BPS: 82,5 Persen Warga Tinggalkan Transportasi Umum