Drawing Piala Dunia U-20 Batal jadi Alarm Keras dari FIFA untuk Indonesia
Keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan pengundian Piala Dunia U-20 disampaikan kepada pihak LOC (Panitia Lokal) pada Sabtu (25/3) pagi. Sejauh ini FIFA belum menyampaikan alasan pembatalan.
Keputusan FIFA membatalkan pelaksanaan drawing Piala Dunia U-20 2023 pada 31 Maret 2023 memunculkan kegelisahan sejumlah pengamat sepak bola Tanah Air. Ibarat kata, ini sebuah alarm tanda bahaya buat Indonesia. Jika tidak bisa membereskan polemik keikutsertaan Israel, FIFA bisa mengambil keputusan tegas mencabut mandat negara kita sebagai tuan rumah.
Keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan pengundian Piala Dunia U-20 disampaikan kepada pihak LOC (Panitia Lokal) pada Sabtu (25/3) pagi. Sejauh ini FIFA belum menyampaikan alasan pembatalan.
-
Apa yang sedang dihadapi Timnas Indonesia U-20? Timnas Indonesia U-20 akan berhadapan dengan Thailand U-20 dalam ajang Seoul Earth On Us 2024 pada hari Jumat, 30 Agustus 2024.
-
Siapa pelatih dari Timnas Indonesia U-20? Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, berjanji untuk merotasi skuadnya pada pertandingan selanjutnya.
-
Siapa pelatih dari Timnas Indonesia U-20 ? Skuad Timnas Indonesia U-20 terdiri dari: Ikram Algiffari; Meshaal Hamzah Osman, Kadek Arel, Iqbal Gwijangge; Alfharezi Buffon, Figo Dennis, Tony Firmansyah, Dony Tri Pamungkas; Arlyansyah Abdulmanan, Ousmane Maiket Camara, dan Riski Afrisal. Pelatih yang memimpin adalah Indra Sjafri.
-
Pertandingan apa yang akan dihadapi Timnas Indonesia U-20? Pertandingan ini merupakan pertemuan ulang dari final Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada akhir Juli lalu, di mana Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 1-0 berkat gol Jens Raven di menit ke-18.
-
Mengapa Timnas U-20 Indonesia melakukan pertandingan persahabatan ini? Pertandingan ini menjadi laga persiapan kedua bagi skuad Garuda Muda jelang Piala AFF U-19 dan uji coba Piala Dunia U-20 2025 Chile.
-
Bagaimana Timnas Indonesia U-20 menang melawan Argentina U-20? Meskipun Indonesia sempat tertinggal di babak pertama akibat gol Mirko Juarez Zemlich, Garuda Muda bangkit di babak kedua dengan gol dari Kadek Arel dan penalti yang dieksekusi oleh Maouri Ananda Yves.
Meski demikian, agenda lain terkait penyelenggaraan turnamen seperti inspeksi stadion tetap berjalan seperti biasa. FIFA akan melanjutkan proses penilaian terhadap kesiapan venue. Ketua LOC, Erick Thohir, belum bersikap karena masih menunggu kabar lanjutan dari FIFA.
"Pembatalan penyelenggaraan drawing bukan masalah sederhana. FIFA melihat ada permasalahan besar di Indonesia, sehingga mereka membatalkan kegiatan penting menyangkut Piala Dunia U-20. Pemerintah harus serius menyikapinya," kata koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, dikutip Minggu (26/3).
Pemerintah Harus Tegas
Menurut Akmal, pemerintah Indonesia harus segera bersikap tegas. Mendudukkan persoalan Piala Dunia U-20 menjadi persoalan olahraga, tidak melebar ke masalah politik seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir.
"Pemerintah harus tegas, menunjukkan dukungannya secara nyata agar pelaksanaan Piala Dunia U-20 bisa berjalan. Koordinasi harus dilakukan antarkementerian untuk memperjelas status Israel sebagai salah satu peserta. Sebagai tuan rumah, kita tidak mungkin menolak kehadiran mereka. Israel jadi peserta Piala Dunia U-20. Titik, tidak bisa diperdebatkan," kata dia.
Israel jadi peserta setelah menjalani fase kualifikasi, seperti peserta-peserta lainnya. Mereka berhak tampil di Indonesia.
"Piala Dunia U-20 jangan dicampurkan dengan politik. Kehadiran Israel tidak akan memengaruhi posisi politik Indonesia terhadap negara tersebut. Yang yang datang ke Indonesia atlet, bukan pemerintahan negara. Dan tidak lantas karena kita menerima kehadiran mereka lantas posisi politik Indonesia dianggap berubah. Pemerintah harus berani bersikap, karena sekarang pertaruhannya nama baik Indonesia," kata Akmal.
Sang mantan jurnalis tersebut berujar, jika sampai gagal menghelat perhelatan akbar, Indonesia jangan pernah berharap bisa menyelenggarakan event-event olahraga lainnya. “Olimpiade, Piala Dunia, jangan mimpi suatu saat digelar di negara kita. Lupakan. Wong di level Piala Dunia U-20 kita tidak bisa menjamin keikutsertaan satu tim,” papar Akmal.
Sudah malu di mata internasional, Indonesia pun juga berpotensi kena sanksi FIFA. Kita dianggap telah mengacaukan program otoritas sepak bola tertinggi dunia. Mestinya Piala Dunia U-20 jadi momen bagi bangsa kita untuk membalikkan stigma buruk sepak bola Indonesia ke dunia internasional.
Kasus-kasus pengaturan skor, keributan antarsuporter dan pemain, pelaksanaan kompetisi yang berantakan identik dengan dunia bal-balan Indonesia. Sudah tidak berprestasi, tapi dapat tiket berlaga di Piala Dunia U-20, tapi Indonesia terkesan banyak mau.
"Kan lucu, kita minta ke FIFA untuk menggelar pertandingan yang melibatkan Israel ke Singapura. Lha, kitanya ini siapa? Sudah tidak berprestasi, sok ngatur-ngatur. Kita fokus saja jadi tuan rumah yang baik, tunjukkan kalau Indonesia bisa,” kata Akmal.
Untuk menetralisir keadaan, pemerintah, menurut Akmal, bisa melibatkan pengamat-pengamat sepak bola Tanah Air untuk melakukan audiensi dengan berbagai organisasi Islam untuk menjelaskan secara mendetail tentang bagaimana aturan main di dunia sepak bola.
"Banyak yang belum paham duduk persoalan Israel bisa hadir sebagai peserta. Hal itu perlu dijelaskan dengan audiensi ke ormas-ormas Islam yang tergabung ke MUI. Saya yakin para pengamat dengan senang hati mau terlibat, karena ini kepentingan buat menyelamatkan nama baik Indonesia. Sedih rasanya melihat kondisi terkini. Kita sudah senang ditunjuk jadi tuan rumah World Cup U-20, kemudian timbul pandemi. Sekarang pandemi berlalu muncul lagi masalah baru. Muka Indonesia mau ditaruh di mana jika sampai status tuan rumah dicabut."
Sejumlah pengamat sepak bola nasional telah menggelar pertemuan kecil pada Jumat (24/3). Mereka berdiskusi mencermati kondisi terkini dan bersepakat untuk aktif membantu pemerintah, LOC Piala Dunia U-20, dan PSSI yang sedang terpojok berkaitan dengan Piala Dunia U-20.
"Pembatalan drawing oleh FIFA adalah warning keras. Jangan menganggap masalah ini hal yang sepele. FIFA dikenal sebagai organisasi yang tertib berorganisasi, ketika mengeluarkan keputusan pasti sudah dihitung secara cermat baik dan buruknya,” kata pengamat sepak bola senior, Kesit Budi Handoyo.
"Tidak ada perbedaan berkaitan dengan hal ini. Kita sepakat untuk bersatu menyelamatkan Indonesia dari ancaman sanksi karena gagal menggelar Piala Dunia U-20. Event ini harus berjalan di negara kita. Stakeholder sepak bola harus bersatu mengesampingkan perbedaan demi nama baik Indonesia,” timpalnya lagi.
Kesit bersama sejumlah pengamat sepak bola berencana melakukan audiensi ke DPR, pihak terkait, atau bahkan Presiden Joko Widodo.
"Mungkin kami perlu menggelar audiensi dengan Komisi X DPR dsn Presiden untuk menyampaikan pandangan para pengamat sepak bola. Kami tulus ingin membantu, mengingat pelaksanaan Piala Dunia U-20 tinggal hitungan dua bulan. Jangan ada hambatan. Mari duduk bareng, menyamakan persepsi. Piala Dunia U-20 adalah masalah olahraga, bukan politik. Jangan dicampur aduk,” kata pria yang aktif di kepengurusan PWI Jakarta itu.
(mdk/gil)