Dua bulan ratusan kerbau mati misterius di Simeulue Aceh
Akibat banyak kerbau seperti kekurangan gizi, harga jual pun semakin merosot tajam. Biasanya satu ekor kerbau bisa laku dijual Rp 10 juta, sekarang kerbau yang sudah terserang penyakit itu hanya laku dijual Rp 1,5 juta per ekor.
Peristiwa aneh melanda Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam, dalam dua bulan terakhir ini. Ratusan kerbau mati mendadak secara misterius dengan badan kurus macam hewan kelaparan.
Kondisi ini membuat warga setempat resah. Karena banyak ternak mereka mati tanpa diketahui penyebabnya dan penanganannya. Meskipun warga sudah berusaha melakukan pengobatan secara tradisional maupun medis, namun ternak tak kunjung sembuh.
"Kita mendatangkan tim medis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue, tetapi belum juga kunjung sembuh," kata salah seorang pemilik ternak, Rifon Amin (32), Rabu (15/3).
Katanya, penyakitnya sangat aneh dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Awalnya kerbau seperti hilang nafsu makan, lalu badannya semakin kurus seperti kelaparan dan akhirnya tewas.
Akibat banyak kerbau seperti kekurangan gizi, harga jual pun semakin merosot tajam. Biasanya satu ekor kerbau bisa laku dijual Rp 10 juta, sekarang kerbau yang sudah terserang penyakit itu hanya laku dijual Rp 1,5 juta per ekor.
"Ada yang sempat dijual, tetapi harganya sangat murah," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kabupaten Simeulue, Rafuan membenarkan ada ratusan ternak warga mati mendadak akhir-akhir ini.
"Lebih dari seratusan kasus kematian ternak kerbau milik warga, yang terjadi sejak dua bulan terakhir, dan hasil evaluasi serta diagnosa kita, ternak kerbau diduga terjangkiti penyakit Defisiesi Nutrisi dan Kekurangan Pakan," kata Rafaun.
Menurutnya, penyakit itu merusak bagian usus lambung hewan. Sehingga fungsi pencernaan untuk memproses makanan terganggu. Hasil pemeriksaan sementara, kerbau yang diserang penyakit itu disebabkan mengkonsumsi rumput di areal persawahan pertanian yang menggunakan obat pestisida.
"Efek hewan makan rumput mengandung pestisida itu 3 atau 5 tahun ke depan yang mematikan apabila masuk dalam tubuh hewan," tegasnya.
Oleh karena itu, Rafaun meminta kepada masyarakat agar tidak menggunakan pestisida sembarangan tempat, khususnya agar hindari gunakan pestisida untuk membasmi rumput.
"Saat ini ternak kerbau yang diserang penyakit aneh yang diduga karena mengkonsumsi rumput yang telah terkontaminasi dengan racun pembunuh rumput," jelasnya.