Dugaan pemalsuan gelar bangsawan, Dewan Adat Keraton siap diperiksa
salah satu petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi menjelaskan gelar bangsawan diberikan sejak lama kepada warga yang dianggap berjasa bagi keraton.
Polda Jawa Tengah menggeledah sebuah tempat di Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (15/4). Penggeledahan terkait dugaan pemalsuan sertifikat gelar kebangsawanan yang selama beberapa tahun terakhir diberikan oleh keraton.
Polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya stempel, seperangkat komputer dan printer, blangko gelar kebangsawanan, satu bendel surat permohonan, serta dokumen terkait dengan penerbitan gelar kebangsawanan.
Kepada wartawan, salah satu petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi mengakui telah memberikan gelar kebangsawanan dalam beberapa tahun terakhir.
"Pemberian gelar itu merupakan rangkaian dari upacara adat Tingalan Dalem Jumenengan. Harus diberikan kepada orang-orang yang berjasa kepada keraton," ujar Eddy, Minggu (16/4).
Pemberian gelar diberikan melalui acara wisuda sekaligus penyerahan surat kekancingan (sertifikat). Dia mengatakan, pemberian gelar atau kekancingan itu sudah berlangsung secara turun temurun.
"Itu tradisi keraton yang sudah turun-temurun. Gelar diberikan untuk orang dari luar keraton. Kita juga menaikkan gelar para abdi dalem keraton yang memiliki kinerja baik," katanya.
Namun karena sejak 2013 raja berhalangan dan tidak bisa mengikuti Tingalan Dalem Jumenengan, padahal pemberian gelar harus dilakukan, Dewan Adat akhirnya mengangkat salah satu putra PB XII, KGPH Puger sebagai pelaksana tugas raja.
Hal tersebut dilakukan agar persyaratan untuk penyelenggaraan upacara adat bisa lengkap. Persoalan apakah langkah ini melanggar hukum, itu harus diuji dan dibuktikan.
"Kami siap untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus tersebut," katanya.
Sebelumnya, kubu PB XIII melaporkan petinggi Lembaga Dewan Adat yang dituding telah memberikan gelar palsu kepada masyarakat. Kasus tersebut saat ini tengah ditangani Polda Jateng.
Baca juga:
Pemkot Solo siap kucurkan Rp 400 juta untuk Keraton Surakarta
Museum Keraton Surakarta kembali ditutup jelang persiapan Jumenengan
Keraton Surakarta digeledah atas dugaan pemalsuan gelar bangsawan
Jokowi tak ingin Jumenengan mundur, biaya akan ditanggung pemerintah
Polisi diminta persuasif amankan Jumenengan Keraton
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa fungsi lorong supit urang di Keraton Surakarta? Sebelum masuk ke ruas jalan tersebut, terdapat gerbang dengan bagian atas berupa plengkung besi. Di gerbang tersebut tertulis "Kori Patjikerran" yang lengkap dengan tulisan aksara Jawa di atasnya. Kini lorong supit urang menjadi rute favorit wisatawan yang akan berkunjung ke Keraton Surakarta. Tak jarang mereka menyusuri lorong tersebut dengan berjalan kaki.
-
Dimana letak lorong supit urang di Keraton Surakarta? Sebelum memasuki area Keraton Surakarta, pengunjung akan melintasi sebuah lorong yang kanan kirinya diapit tembok tinggi.
-
Siapa saja yang mendapat gelar kehormatan dari Keraton Surakarta? Sebelum Paula, ada beberapa artis Tanah Air yang juga turut mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Gelar ini hanya diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai mampu melestarikan budaya dan mampu menjaga keberagaman.
-
Kapan revitalisasi Keraton Surakarta dimulai? Proses revitalisasi Keraton Surakarta yang rencananya menggunakan dana hibah dari pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) akan dimulai pada September 2023.