Dunia perfilman bisa bantu pendidikan di Indonesia
"Kerena itu, butuh dukungan dari dunia lain, di luar dunia pendidikan. Saya ajak dunia lain untuk bantu. Dunia film juga dukung," katanya.
Aktivis pendidikan sekaligus pendiri sinedu.id, Najeela Shihab menilai, dunia pendidikan di Indonesia masih terbatas. Hal ini diungkapkan di Museum Nasional, Sabtu (25/3).
"Dunia pendidikan Indonesia sangat terbatas, dalam arti kapasitas," ungkapnya.
Karena itu, menurut Najeela, dibutuhkan dukungan dari dunia lain yang berada di luar dunia pendididkan. Salah satunya adalah dunia perfilman.
"Kerena itu, butuh dukungan dari dunia lain, di luar dunia pendidikan. Saya ajak dunia lain untuk bantu. Dunia film juga dukung," katanya.
Menurutnya, film sangat membantu dalam proses pendidikan, sebab film memberikan pengalaman dan menghadirkan apa yang ada di dalam kelas.
"Film memberikan pengalaman dan menarasikan sesuatu kepada orang lain, dan hadirkan banyak hal yang tidak bisa hadir dalam kelas, begitu banyak cerita, figur, dan konteks lain," tambah Najeela.
Kerena itu menurutnya film bisa menjadi sarana untuk mendidik dan pendidikan yang sebenarnya dari film bukan cerita film itu, melainkan apa yang ditangkap, dialami, dan dibawa pulang untuk dibagikan kepada orang lain.
"Film bisa jadi sarana untuk mendidik. Bukan soal film, tapi apa yang terjadi setelah film itu sendiri. Tiap anak punya pengalaman sendiri terhadap film itu yang kemudian ia bawa ke dalam pertemuan dan interaksi dengan orang lain," tutup Najeela.
Ditambahkan Irfan Ramli, penulis skenario film "Cahaya dari Timur" mengatakan, kualitas sebuah film dilihat ditentukan dari kejujurannya bercerita.
"Untuk menciptakan film yang baik, Pembuat harus jujur. Soal angle yang kemudian diambil itu terserah, tapi yang paling pertama, ia (kreator film) harus jujur," ungkapnya di tempat yang sama.