Emil akui lobi Pemprov Jabar ke pemerintah pusat lemah
Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih, Ridwan Kamil menilai salah satu kelemahan Pemerintah Provinsi Jabar saat ini adalah lobi kepada kepada Pemerintah Pusat masih lemah. Menurutnya, lobi diperlukan untuk membangun Jabar.
Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih, Ridwan Kamil menilai salah satu kelemahan Pemerintah Provinsi Jabar saat ini adalah lobi kepada kepada Pemerintah Pusat masih lemah. Menurutnya, lobi diperlukan untuk membangun Jabar.
"Salah satu kelemahan Pemprov yang akan saya perbaiki adalah lobi ke pusat yang kurang maksimal. Jadi saya ingin kalau (anggaran) gak cukup harus ada sistem, gimana saya minta ke pemerintah pusat karena populasi yang harus disuapi, disejahterakan sangat banyak. Itu cara saya," kata pria yang akrab disapa Emil usai menghadiri rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (25/7).
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
Lobi maksimal sudah dilakukan oleh provinsi lain, dia mencontohkan Sumatera Utara yang APBD-nya tidak besar, namun menerima bantuan pusat bisa mencapai puluhan triliun rupiah.
Emil mengaku telah mengantongi sejumlah program prioritas yang akan dilaksanakan di 100 hari kerja pertamanya sebagai Gubernur Jabar, setelah resmi dilantik tanggal 17 September 2018 mendatang.
Setidaknya lima program kerja ditargetkan terwujud. Yakni Pengentasan pengangguran lewat satu perusahaan satu desa, launching kredit di masjid dan hibah pariwisata.
"Alhamdulillah banyak, minimal lima hal dalam 100 hari bisa kita eksekusi," terangnya.
Di samping itu, ia akan fokus dalam pembangunan bidang infrastruktur terutama di wilayah perbatasan, seperti kawasan Jabar Selatan.
Soal Citarum, Emil melihat peran TNI lebih dominan ketimbang Pemprov Jabar.
"Hari ini, citranya TNI (lebih) dominan. Harusnya tetap gubernurnya (yang turun). Elemen khusus seperti TNI itu menguatkan," kata Emil.
Emil berjanji akan terjun mengawasi penataan dengan gaya baru. "Kepemimpinan baru gaya baru, banyak turun lapangan. Tidak akan banyak teori lagi, kita akan banyak aksi," ujarnya.
Menanggapi kritik Emil, Wakil Ketua DPRD Jabar Haris Yuliana melihat sejauh ini hubungan antara Pemprov Jabar dengan pemerintah pusat baik. Salah satu contohnya adalah pembangunan Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka.
"Pembangunan Bandara di Kabupaten Majalengka sebuah bukti bahwa Pemprov Jabar mampu berkomunikasi baik dengan pemerintah pusat," kata Haris saat dihubungi.
Menurutnya, kritik Emil baik untuk pembenahan kinerja Pemprov Jabar. Dia berharap Emil mampu merealisasikan pernyataannya.
"Gubernur baru harus bisa lebih pro aktif dalam membangun hubungan dengan pemerintah pusat, sehingga diharapkan dukungan bantuan APBN untuk pembangunan di Jabar meningkat lebih besar lagi," tuturnya.
(mdk/cob)