Enam ekor lutung Jawa di JLC diperiksa dan dipasang cip
Enam ekor lutung Jawa diperiksa dan dipasang cip. Enam ekor lutung Jawa yang tengah dirawat di Javan Langur Center (JLC) Kota Batu menjalani pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan bertujuan untuk memastikan lutung tersebut tidak terinfekski penyakit berbahaya dan menular.
Enam ekor lutung Jawa yang tengah dirawat di Javan Langur Center (JLC) Kota Batu menjalani pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan bertujuan untuk memastikan lutung tersebut tidak terinfeksi penyakit berbahaya dan menular.
Project Manager JLC, Iwan Kurniawan mengungkapkan, setiap lutung yang dirawat di JLC harus menjalani pemeriksaan kesehatan sebanyak tiga kali. JLC berpedoman pada Standart Operational Procedure (SOP) International Union For Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).
"Pemeriksaan tahap pertama dilakukan ketika lutung baru datang ke JLC, tahap kedua setelah tiga bulan menjalani masa karantina sejak awal kedatangan dan tahap ketiga sebelum lutung dilepasliarkan ke alam," kata Iwan di Kantor JLC, Kompleks wisata Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Kamis (17/11).
Keenam ekor lutung tersebut merupakan hasil sitaan oleh petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari warga. Enam lutung tersebut terdiri dari Sartika asal Surabaya (betina, 9 bulan), Rina asal Surabaya (Betina, 9 bulan), Moses asal Jember (Jantan, 11 tahun), Mira asal Yogyakarta (Jantan, 1 tahun), Meti asal Probolinggo (Betina, 7 tahun) dan Boni asal Jombang (jantan, 2,5 tahun).
Pemeriksaan tahap pertama meliputi pemeriksaan fisik, pemberian Mammalian Old Tuberculin (MOT) untuk mendeteksi infeksi penyakit TBC, pemeriksaan bakteri (kultur feses), pemeriksaan parasit yaitu endoparasit pada feses dan ektoparasit pada tubuh luar.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan hematologi darah lengkap, pemeriksaan kimia darah dan pemeriksaan virology (hepatitis A, hepatitis, hepatitis C, herpes dan lain-lain).
"Selain pemeriksaan kesehatan, juga dipasang microchip transponder untuk penandaan masing-masing individu," katanya.
Setelah menjalani pemeriksaan, lutung tersebut dimasukkan dalam blok kandang karantina selama tiga bulan sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Selama karantina, lutung tersebut dilakukan pemeriksaan parasit secara rutin pada feses, pemberian multivitamin dan pengenalan pakan alami.
"Dikenalkan dedaunan dan buah-buahan agar memiliki daya tahan tubuh yang baik," katanya.
Selesai karantina, lutung tersebut nantinya akan dimasukkan kandang sosialisasi untuk pembentukan kelompok dan pengenalan perilaku alami. Lamanya masa sosialisasi sangat tergantung latar belakang lutung tersebut saat dirawat masyarakat.
Sementara itu, dalam proses pemeriksaan lutung disuntik bius agar tidak sadar. Para petugas medis dari Aspinall Foundation Indonesia akan menyuntikkan beberapa obat serta cip ke tubuh lutung.