F-16 TNI AU usir pesawat militer Malaysia di langit Natuna
Pesawat itu diketahui melintasi Natuna tanpa izin,
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mencegat dan mengusir pesawat Hercules C-130 di atas Natuna. Pengusiran itu dilakukan karena pesawat milik Angkatan Udara Diraja Malaysia tersebut diketahui melakukan pelanggaran wilayah.
Berdasarkan siaran pers dari TNI AU, Senin (27/6), Aksi pengusiran tersebut berlangsung sekitar pukul 10.37 WIB. Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas I) melaporkan adanya pesawat asing yang masuk ke wilayah udara Natuna tanpa izin.
Dalam waktu singkat, Skadron Udara 16 yang dipimpin Letkol Pnb Nur Alimi dengan callsign langsung mengudara Rydder Flight dengan pesawat F-16 bernomor TS-1608. Dia ditemani rekannya Lettu Pnb Nehemia Anang dengan callsign Airborne.
F-16 milik TNI AU langsung menuju ke sasaran yang diberikan oleh Satuan Radar 212 Ranai, Natuna. Pada pukul 11.04 WIB, 2 pesawat tempur itu berhasil mengidentifikasi pesawat asing dengan jenis C-130 Hercules yang terbang di ketinggian Flight 230 di barat Natuna.
Tak hanya melakukan pengusiran, para pilot tersebut juga terus mengekor pesawat tersebut hingga keluar dari wilayah Indonesia. Setelah keluar dari perbatasan, kedua pilot melaksanakan patroli udara untuk memastikan tidak ada lagi pesawat yang menerobos wilayah perbatasan sebelum kembali ke pengkalan.
Insiden ini terjadi hanya berselang dua hari setelah Presiden Joko Widodo memantau langsung situasi di Laut Natuna, tepatnya Sabtu (25/6) lalu, beberapa saat setelah kapal coast guard China memprovokasi TNI AL saat menangkap kapal nelayan mereka.
Sementara, pejabat Malaysia mengakui pesawat militer mereka diusir oleh jet tempur Indonesia. Pengusiran itu terjadi ketika Hercules C-130 melakukan penerbangan dari Malaysia Timur menuju Malaysia Barat.
"Itu (penerbangan melintasi Kepulauan Natuna) merupakan rute biasa," ungkap salah satu pejabat Malaysia, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein memastikan adanya penyergapan dan pengusiran yang dilakukan Indonesia. Meski begitu, dia yakin insiden itu tidak akan mengganggu hubungan kedua negara.
"Saya tidak khawatir dan kejadian itu normal dan bisa terjadi di mana saja di dunia. Jika ada insiden antara kedua negara, kami bisa menyelesaikan dengan cara diplomatik. Kami tidak akan membiarkan insiden apapun merusak hubungan kedua negara," tegasnya.
Baca juga:
Negara-negara ini langganan lecehkan kedaulatan RI
Lucunya anggota TNI perbatasan, cuma berdoa biar pesawat asing pergi
Langgar wilayah NKRI, pilot pesawat AS masih ditahan di Tarakan
Pesawat AS mendarat di Tarakan tanpa izin, ini kata Wapres JK
TNI AU kembali paksa turun pesawat asing di Kalimantan
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Dimana pesawat nirawak baru TNI AU bisa diterbangkan? "Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia.
-
Mengapa TNI AU membutuhkan pesawat nirawak baru? Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
-
Bagaimana pesawat nirawak baru milik TNI AU bisa digunakan untuk pertempuran? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.